Ribuan orang pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Inggris awal bulan ini untuk mengungkapkan penentangan mereka terhadap konsep kontroversial “15 minute city”, yang diam-diam telah diresmikan di sejumlah kota besar, termasuk London, Skotlandia, Barcelona, Melbourne, Paris. dan Milan, Ohio di AS, dsb.
Lalu makanan jenis apa sebenarnya yang disebut “15 minute city”?.
Kota 15 menit pertama kali diusung oleh WEF dengan maksud : Untuk merespon perubahan iklim, perlu dilakukan upaya mengatur ulang ruang kota dilingkungan tempat kerja, rumah, komunitas, dan fasilitas umum, idenya adalah bahwa setiap kebutuhan warga bisa terpenuhi dalam waktu 15 menit berjalan kaki atau bersepeda, dan membatasi orang bepergian dengan kendaraan berbahan bakar minyak.
Model perencanaan kota itu disebut dikembangkan oleh ilmuwan Prancis-Kolombia Carlos Moreno, yang pernah memenangkan Penghargaan Nobel untuk tahun 2021. Tapi tetap saja itu adalah orangnya WEF.
Dengan membatasi pergerakan orang dengan kendaraan berbahan bakar minyak, mereka mengejar tujuan ‘net zero’ dalam mengurangi emisi karbon.
Seperti biasa, semua konsep globalis akan selalu diadopsi oleh PBB sebagai badan dunia, agar nantinya bisa dipatuhi dan diterapkan oleh semua Negara, sesuai dengan perjanjian Paris soal perubahan iklim.
Orang mulai dibiasakan untuk mengubah pola fikir tentang lingkungan, dan kotanya, dan pada akhirnya dimaksudkan membantu mencapai target utama Perjanjian Paris 2015, yaitu mencapai kenaikan suhu rata-rata global sedekat mungkin dengan angka 1,5 derajat Celcius. Itu dalihnya.
Pandemi COVID-19 telah dijadikan latihan dimana banyak pekerja yang terbiasa menempuh jarak yang jauh dari tempat kerja dipersulit dengan berbagai syarat penguncian.
Berbagai kota di seluruh dunia kini telah mulai menerapkan pendekatan kota 15 menit.
Misalnya, Melbourne mengusulkan komunitas mandiri dalam radius 800 meter. Sementara Rencana Aksi Iklim di Portland AS, menyerukan lingkungan yang lebih hidup di mana 90% penduduk dapat berjalan kaki atau bersepeda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Di Paris, walikota Anne Hidalgo, sejak awal 2020 memperjuangkan “ville du quart d’heure”, dan telah memasukkannya ke dalam rencana yang lebih luas untuk mempromosikan mobilitas aktif sebagai pengganti mobil: kecepatan mobil dibatasi hingga 30 kilometer per jam dibeberapa jalan, mobil dilarang masuk disepanjang Seine, satu hari Minggu setiap bulan, dan rencananya pada 2024 akan dibuat jalur bersepeda di setiap jalan.
Warga kota-kota yang telah diterapkan kebijakan “15 minute city” tentu saja menjadi kaget, dan terjadi unjuk rasa dikota-kota yang mulai diterapkan, karena memang pergerakan mereka kini sangat dibatasi.
Penentang Dilawan Dengan Tuduhan Teori Konspirasi
Para penentang agenda global ini, seperti biasa akan dituduh telah menyebarkan “teori konspirasi”, meski faktanya orang akan dikurung dalam radius 15 menit dari rumah mereka, tidak dapat melakukan perjalanan ke bagian lain dari kota mereka, atau keluar dari kota mereka, tanpa izin resmi sebelumnya.
Ide global seperti ini selalu dibungkus sebagai “ide hebat” yang “wajib diterapkan” tanpa perlu ada perdebatan diParlemen manapun, dan bukanlah ‘teori konspirasi’. Meski sudah jelas, bahwa kini semua kebijakan yang diterapkan oleh banyak negara didunia, adalah berasal dari gagasan segelintir elit dunia yang berada di WEF, dan kemudian agar terlihat sebagai agenda resmi dunia, setelah diadopsi oleh PBB.
Lalu dimanakah kedaulatan sebuah negara kini bersembunyi?
kalau di wakandanesia untuk rencana ibukota barunya, ‘makanan’ itu porsinya lebih kecil lagi bernama ’10 minutes city’. Ada info 10 minutes city tersebut di video prenkzident wakandanesia yang lagi nyales & presentasi dagangannya itu. Hehehe
Ya memang tidak selalu 15 menit, mungkin biar kelihatan beda sedikit dng sumber komandonya di WEF. Seperti di Melboune dan kota Perai di Malaysia pakai istilah 20 minute city, Seoul dng 10 minutes city, Neom di Saudi pakai istilah 15 minute city, dsb, atau kadang pakai istilah “smart city”. Intinya, seperti kita sering kita katakan, sebenarnya dunia ini ada yg mengarahkan.
Min, apakah agenda2 dari pembuat kerusakan di muka bumi akan berhasil sebelum atau sesudah almalhamah dimana semua manusia goyim dikontrol tanpa kecuali sampai yang haram dibikin halal seperti daging sintesis??
Dan juga bagaimana tips/ cara kita untuk mengadapi agenda2 aneh ini? Dimana kita tidak bisa melawan sampai nabi isa dan al mahdi turun. Khususnya agenda “psbb” iklim ini dimana bakal membatasi manusia sebagai makhluk sosial??
YM sudah lama membuat kerusakan dimuka bumi, jadi sudah banyak yg berhasil. Sejak pertengahan abad 20 YM menunggangi negara” barat untuk menjajah dan menjarah kekayaan dari seluruh muka bumi. Generasi paska ww2 lebih beruntung tidak mengalami penjajahan fisik, hanya penjajahan ekonomi dan keuangan.
Pengekangan yg kita alami kini dan beberapa tahun mendatang tidak sebanding dengan era penjajahan fisik yg dialami nenek moyang kita. Tapi mudah”an ini akan berakhir setelah ww3, hanya saja kita masuk masa sulit baru.
Kita tidak bisa melawan, karena memang sudah ditakdirkan hanya Allah yang bisa. Jadi Tips yg lebih suka kita sampaikan adalah mengajak selamat diakherat daripada didunia. Ujian yg sulit adalah promosi Riba yang makin luar biasa, seperti ajakan trading uang dajjatal, percaloan dng nama dropshipping atau kadang disamaran reseller dsb. Di FB sy lihat promo trading uang dajjatal digemari ribuan orang, orang dng nama” Islam atau pakai hijab. Sangat memprihatinkan padahal kita hidup dinegara muslim terbesar didunia.
semoga agenda pengekangan mereka gak sampai membuat kita dipaksa memakan makanan haram dengan pangan “sintesis” hingga memutuskan tali silaturahmi dengan saudara jauh secara tatap muka.
Kalau makanan buat ghoyim, cara yg dipakai “tidak akan terlihat memaksa”, mereka selalu pakai cara cerdas, Serangga dan ulat dikamuflasekan dalam bentuk tepung atau mentega. Daging sintetis dalam bentuk nugget, sosis, burger, meat ball dsb, yg dijual dijaringan outlet internasional mereka. Tipsnya, pilih makanan tradisional saja.
Packaged & processed food kita bisa lebih mudah mengenali dan menghindari. Yang agak susah itu kalau raw food yang belum diolah… Misalkan, kita tidak tahu apakah buah yang kita makan tidak menggunakan pestisida, apakah gandum yang kita makan bukan GMO, apakah daging sapi/ayam berasal dari sapi/ayam yang disuntik atau tidak, bahkan berita terbarunya hewan ternak & unggas juga akan menerima suntikan Me-RaNA.
Makanan tradisional seperti tempe, kedelainya ada juga yang menggunakan kedelai GMO.
Memang akan lebih susah hidup alami kalau hidup dikota & terus mengikuti ‘jaman’ yang perkembangannya ‘diarahkan’ oleh YM
Kalau perubahan ke kendaraan litsrik gmn min, apa itu bener emang buat ngatasi iklim?
Propagandanya sih begitu, tapi memang akan bisa membatasi pergerakan. Pakai kendaraan litrik orang harus berhitung jarak yg ditempuh dng kapasitas batere yg ada, berapa jam kemungkinan kemacetan, dan berapa waktu yg dibutuhkan untuk recharging, dimana ada tempat recharging, dsb.
Min, apakah kita tinggal di desa (jauh dari kota 15 menit) adalah cara terbaik untuk menghindari/menghadapi agenda ini sampai al mahdi datang?? Secara tak langsung, kita juga dipaksa makan “makanan sampah dan haram”.
Kita yg dinegara berkembang tdk perlu terlalu khawatir, ’15 minute city’ perlu biaya infrastruktur yg mahal, sementara waktunya sdh habis karena sudah masuk ww3. Jadi kemungkinan hanya sempat terwujud dinegara” maju.
Tinggal didesa adalah pilihan terbaik saat ww3, krn seluruh gerak ekonomi lumpuh, dunia gelap gulita, tidak ada pasokan pangan kekota, tidak ada bbm dari luar negeri atau batu bara dari luar pulau. Punya emaspun tidak ada yg mau beli, hanya bahan pangan yg dikejar orang. Jadi kemungkinan survive didesa jauh lebih tinggi. Itu yg bisa kita bayangkan.