Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan dunia Arab agar tidak melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, dan memprediksi bahwa negara Yahudi itu pada akhirnya akan “dibasmi.”
Peringatan pemimpin Iran ini kembali disampaikan, disaat makin akrabnya hubungan penguasa Arab Saudi dengan Israel, bahkan gejalanya makin dekat dan nyata untuk menormalisasi hubungan dengan negara Yahudi itu.
Berbicara didepan para duta besar negara-negara Islam pada konferensi persatuan internasional di Teheran, Selasa 3/10/23, Ayatollah Khamanei menegaskan:
“Posisi Iran adalah tegas, bahwa pemimpin negara yang melakukan “taruhan” lewat normalisasi dengan rezim Zionis sebagai model bagi diri mereka sendiri pasti akan kalah, dan kehancuran pasti menanti mereka,” kata Ayatollah Khamenei.
Khamenei berpendapat, situasi di Israel bukanlah situasi yang mendorong kedekatan, dan negara-negara (muslim) “tidak boleh melakukan kesalahan seperti ini”, karena sedang mamasang taruhan pada fihak yang bakal kalah.
“Seperti yang anda lihat dalam 78 tahun terakhir ini, gerakan Palestina menjadi lebih hidup daripada sebelumnya, para pemuda Palestina serta gerakan anti-perampasan kekuasaan, anti-penindasan dan anti-Zionisme menjadi lebih ceria, lebih hidup, dan lebih siap dari sebelumnya,” katanya.
“Dan Insya Allah, gerakan ini akan membuahkan hasil, dan sebagaimana almarhum Imam Khomeini yang menggambarkan rezim yang merampas kekuasaan itu sebagai sebuah kanker, Insya Allah, kanker ini akan diberantas oleh tangan rakyat Palestina, dan kekuatan perlawanan dari seluruh wilayah didunia,” kata Khamenei.
Peringatan Terakhir
Beberapa ayat Qur’an tegas melarang untuk bersekutu dengan musuh Islam, yaitu sebuah kekuatan “negara Yahudi” yang bersekutu dengan kekuatan “Negara Nasrani”. Mudah difahami ketika AS menjadi perantara atas upaya normalisasi 4 negara Islam sebelumnya dengan Israel, dan juga sedang mengupayakan dengan Arab saudi
Tapi nampaknya, larangan Allah itu seperti diabaikan saja oleh para pemimpin negara Islam, bahkan sama sekali tidak menjadi isu penting dikalangan Ulama, pemikir Islam dan mainstream media, meski ancaman Allah bukan main-main : “sungguh mereka termasuk golongan mereka” (bukan lagi bagian dari Islam).
Sudah 8 tahun kita mengingatkan hal ini, dan sepertinya ini akan menjadi peringatan terakhir kita, karena gejalanya penguasa Arab Saudi yang dianggap barometer Islam sebentar lagi akan meresmikan normalisasi hubungan dengan Israel, menyusul beberapa Negara Islam sebelumnya: Bahrain, Maroko, Sudan, dan UEA.
Menjelang Kemunculan Dajjal
Banyak orang bicara tentang globalisasi, ‘one world government’ atau pemerintahan tunggal dunia, tapi tidak tahu makna sebenarnya, mereka menganggap hanya sebagai upaya kerjasama internasional, tapi eskatologi Islam jauh lebih detail memahami soal ini.
Yang sedang kita saksikan bersama adalah, sebuah upaya intens Israel untuk menyambut kedatangan al-Masih mereka, yang mereka yakini akan memerintah dunia dari Yerusalem.
Segala macam isu utama dunia saat ini yang dibungkus “upaya menangani masalah global”, adalah bagian dari kerangka besar agar semua negara terbiasa tunduk pada satu aturan global.
Israel dibantu AS (Negara Yahudi+ Negara Nasrani) sedang berupaya keras merangkul negara-negara termasuk negara-negara Islam, untuk mengakui eksistensinya sebagai negara, guna memuluskan pemerintahan dunia yang mereka yakini harus berpusat di Yerusalem.
Bahwa sebagian umat Yahudi meyakini Nabi Isa as adalah bukan al-Masih yang dijanjikan, sehingga diupayakan untuk dibunuh pada 2000 tahun lalu. Tapi nanti Allah akan menipu mereka dengan menurunkan al-Masih palsu, al-Masih Dajjal.
Kedepannya bisa diperkirakan langkah berikutnya adalah mendeklarasikan Yerusalem barat sebagai ibukotanya, dan menggiring semua kedubes asing berpindah ke Yeruslam.
Allah telah mengungkap alasan didalam hati mereka
Sebuah artikel akhir yang dirilis The Economist pada September 2023 lalu, mengungkap hasil Survei, dimana hanya ada 2% dari kaum muda Saudi yang mendukung normalisasi hubungan dengan Israel.
Artikel itu juga mengungkap alasan penguasa Saudi untuk melakukan normalisasi, yaitu untuk membentuk “aliansi strategis baru dengan AS”, dan Saudi ingin memiliki program nuklir yang teknologinya akan dipasok AS.
Itu hanya alasan yg mereka nyatakan, tapi Allah telah mengungkap alasan sebenarnya didalam hati para penguasa muslim yang bersekutu dengan zionis : “kami takut akan mendapat bencana”:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi sekutumu; sebahagian mereka adalah sekutu bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi sekutu, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Q.S Al-Maidah : 51)
Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka (negara Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (bagi yang tidak mau bersekutu), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Karenanya, mereka akan menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (QS Al-Maidah : 52)
jika saudi menormalisasikan hubungannya, tidak menutup kemungkinan kita bakal kena, apalagi generasi z dan milenial yang kebanyakan “ateis” dan “pro” sama hal ini.
ditambah pemindahan ibukota ke hutan membuat aspirasi masyarakat menjadi “sulit “didengar.
jangan kaget kalau kemungkinan hal buruk setelah pemindahan ibukota ini adalah normalisasi hubungan negara penjajah dan pendirian kedubes mereka disana.
jangan sampai hal ini terjadi, berdoa saja sama allah swt semoga presiden baru kita tahu depan sadar sama peringatan di quran dan juga pembukaan uud 45 yang menentang penjajahan. wallahu alam.
Mungkin normalisasi diperlama tetapi kayaknya akan tetap terjadi
kira kira, dajjal nya amerika berapa lama min ? apakah admin bisa menganalisa 1 bulan nya dajjal di alam ghaib itu berapa lama di alam kita gitu ?
Mengetahui berapa padanan 1 bulan dialam ghaib dengan dimensi kita adalah hal yang tidak penting. Yang jauh lebih penting diketahui adalah apa saja misi utama Dajjal saat dialam ghaib dan saat didunia, agar kita bisa menjadi waspada untuk tidak menjadi pengikutnya.
Prediksi ane 1 bulan Dajjal di alam Ghoib sampai menjelang akhir th 2030..
Dalam Alquran 1 tahun dunia akhirat = 1000 tahun dunia kita,.
jika dibagi 12 bulan berarti 1 bulan = sekitar 84 tahun
AS mendominasi dunia sejak tahun 1945 an
jadi ditambah saja 1945 + 84 = Tahun 2029
sebagaimana SDG plannya Pbb, 2030 finish
menurut admin menjelang dajjal muncul israel akan menguasai dunia ya perpindahan kekuasan pax amerika ke pax judaica?
kok menurut saya ga logis ya, dengan israel menguasai dunia apa fungsi dajjal?
logika saya, ketika dajjal muncul dunia kacau kelaparan merajalela karna airpun sangat sulit di dapat, disitulah dajjal akan memperdaya umat manusia.
yang pasti bakal perang terlebih dulu secara besar2an akibatnya dunia bakal kekeringan atau secara bersamaan mungkin sulit menemukan air bersih karna terkontaminasi radio aktif uranium.
Kita kita berpendapat begitu. Israel ingin menguasai dunia itu cita2 mereka, yang tidak akan tercapai meski Dajjal telah muncul.
– Pertama, karena tangan kanannya AS telah punah dari muka bumi,
– Kedua, Dajjal hanya punya waktu 37 hari saat didunia nyata. Waktu sependek itu hanya akan habis untuk:
1. Meyakinkan umat Yahudi bahwa dia adalah al Masih yg ditunggu, dng memamerkan keajaiban2 yg dia miliki, seperti membunuh orang dan menghidupkan kembali.
2. Mengkonsolidasikan pemerintahannya di Yerusalem, mungkin pemerintahannya sempat terbentuk, tp tdk akan sempat menguasai dunia.
3. Menghadapi ancaman Khilafah Imam Mahdi diMakkah (berupaya menyerang Makkah dan Madinah dan mengejarnya saat al Mahdi diDamaskus)
4. Berupaya Menyelamatkan diri dari Nabi Isa, satu-satunya orang yg bisa membunuhnya.
Membuat kelaparan bagi yg tidak mau jadi pengikutnya dsb itu tidak terjadi pada saat Dajjal didunia nyata (waktu didunia nyata hanya 37 hari), itu justru sudah terjadi sejak puluhan tahun ini, dimana suatu negara akan diruntuhkan ekonominya dng berbagai sanksi, embargo ekopnomi, atau atau dijatuhkan mata uangnya bahkan invasi langsung jika tdk mau tunduk dng AS. Negera penentang Dajjal yg paling fatal adalah Suriah yg kini telah hancur, karena posisinya yg dekat dengan Israel.
Tentang 3 tahun masa sulit menjelang kemunculan Dajjal, sudah sering kita ungkapkan, dan haditsnya sangat jelas menyebut menjelang kemunculan Dajjal, artinya itu akan terjadi paska malhamah, karena Dajjal akan muncul 7 tahun setelah malhamah.
Mudah-mudahan sekarang punya gambaran yg lebih utuh. Silahkan baca kembali kajian2 dan pertanyaan yg diajukan sebelumnya di 2 kajian Dajjal kita.
sebelumnya saya ucapkan terima kasih untuk balasan admin.
ada paragraf berikut yang ingin saya tanyakan:
Membuat kelaparan bagi yg tidak mau jadi pengikutnya dsb itu tidak terjadi pada saat Dajjal didunia nyata (waktunya hanya 37 hari), itu justru sudah terjadi sejak puluhan tahun ini, dimana suatu negara akan diruntuhkan ekonominya dng berbagai sanksi, embargo ekopnomi, atau atau dijatuhkan mata uangnya bahkan invasi langsung jika tdk mau tunduk dng AS.
bukankah 1 tahun sebelum dajjal turun langit sama sekali tidak menurunkan air hujan dan Nabi Muhammad mengatakan bahwa makanan orang muslim dikala tidak ada makanan adalah tasbih, tahmid, takbir yang akan mengenyangkan?
Haditsnya tidak menjelaskan 1 thn menjelang keluar dajjal, tapi bahwa akan ada kemarau 3 tahun sebelum keluar Dajjal. Itu kita fahami akan mulai sejak malhamah, dan artinya pada tahun ke-4 paska malhamah bumi sdh mulai normal, bersih dari dhuhan. Empat tahun kemudian barulah keluar Dajjal.
Biar jelas kita kutipkan haditsnya :
“Sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal ada masa tiga tahun yang sangat sulit, dimana pada waktu itu manusia akan ditimpa kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan kepada langit pada tahun pertama darinya untuk menahan 1/3 dari hujan dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 dari tanaman. Kemudian Allah memerintahkan kepada langit pada tahun kedua darinya agar menahan 2/3 dari hujannya dan memerintahkan bumi untuk menahan 2/3 dari tanamannya. Kemudian pada tahun ketiga darinya Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, lalu ia tidak meneteskan setitik air pun dan memerintahkan kepada bumi agar menahan seluruh tanamannya, maka setelah itu tidak tumbuh satu tanaman hijau pun dan semua binatang berkuku akan mati kecuali yang dikehendaki Allah. Para sahabat bertanya dengan apa manusia akan hidup pada hari itu? “beliau menjawab, “tahlil, takbir, tasbih dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim, Shahih. Lihat Ash-Shahihah no.2457)
Min mau nanya, kenapa Israel menarik negara2 islam biar jadi sekutunya, dan knp hanya ngr2 Islam yg dirayu. trmksh seblumnya.
Pertanyaan bagus. Sebelum kedatangan “al Masih mereka” yg mrk yakini akan memimpin dunia, Israel harus memastikan bahwa semua negara sdh tunduk pada Israel, tidak mungkin al Masih Dajjal akan memimpin dunia kalau masih ada yg menentang. Negara yg pemimpinnya menentang Israel hrs dilemahkan dng diserang langsung, seperti Iraq, Suriah, Libya dst. Tapi juga ada cara lain, yaitu dengan apa yg disebut “abraham accord”.
Kenapa hanya negara Islam, karena Israel sangat tahu bahwa dalam Qur’an umat yahudi penganut zinosme adalah musuh. Agar terlihat dijalan lurus, maka judulnya pake pendekatan bernuansa agamis “perjanjian Ibrahim” itu, dengan jargon semua agama berasal dari kakek yg sama, Nabi Ibrahim.
Israel menggunakan strategi dengan memegang “kepalanya”, agar sebuah negara Islam bisa ditundukkan. Yang dirayu bkn hanya para petinggi negara Islam tapi banyak juga para petinggi agama diseluruh dunia.