Presiden Brazil, Jair Bolsonaro sampai saat ini sepertinya masih menjadi satu-satunya kepala negara yang terang-terangan mengakui tidak mau divaksin.
Dalam wawancara dengan FoxNews, dia menjelaskan banyak hal seperti : alasan kenapa tidak mau divaksin, tidak menerapkan pembatasan pandemi, dan membebaskan warganya untuk memilih antara divaksin atau tidak divaksin.
Dia juga mengungkap bagaimana perusahaan farmasi raksasa (the Big Pharma) menggunakan kekuatan ekonominya untuk berusaha memaksakan menggunakan vaksin buatannya, tapi dengan syarat yang tertuang dalam perjanjiannya : “mereka tidak bertanggung jawab jika ada efek sampingnya dikemudian hari“.
Yang juga menarik adalah, pengamatannya terhadap perubahan para pemimpin negara, yang dia katakan bahwa pandemi telah membuat hampir semua penguasa kini pernah merasakan bagaimana menjadi seorang “diktator”.
Videonya sudah kita tambahkan subtitle dalam bahasa Indonesia, tapi jika lebih suka membaca transkripnya kita sajikan dibawah.
Kenapa Anda tidak mau diVaksin?
Ketika virus benar-benar menyerang pada Maret 2020, orang-orang mulai mencari vaksin untuk melawan virus, dan tentu saya juga saja mencari obatnya,
karena kami melihat kasusnya mulai muncul ke permukaan, jumlah kasusnya mulai terlihat naik,
Bagi seseorang yang pernah tertular virus seperti saya, saya lihat vaksin tidak terlalu membantu, Anda tidak perlu divaksin jika Anda sudah tertular, meski vaksinnya mungkin tidak berbahaya,
Jadi, (jika sudah tertular) sebaiknya anda minum obat saja, dan di Brazil tentu saja saya mempelajari dimana titik masalahnya.
Saya menelepon ahli dari negara-negara lain, termasuk di Afrika sub-sahara dan para dokter diBrasil, karena ada sebagian orang di luar sana yang tidak tertular virus.
Atau ketika mereka terkena virus, virusnya tidak cukup kuat untuk mengharuskan dia kerumah sakit ataupun sampai mematikan.
Dan di Brazil, kita melihat munculnya dua obat yang mulai digunakan secara lebih luas. Saya sendiri memakainya saat tertular,
Tetapi tekanan global di seluruh dunia, dari media, maksud saya dari “perusahaan farmasi semuanya menentang pengobatan dini”, mereka “hanya fokus harus vaksinasi”,
Saya sudah membaca kontrak dengan pfizer, dan salah satu klausulnya mengatakan : “Kami tidak akan bertanggung jawab apapun atas efek samping yang timbul dari vaksin”.
Saya menjadi prihatin tentang hal itu, dan Kongres di brazil memutuskan untuk melakukan voting, dan akhirnya mengesahkan undang-undang yang mengatakan :
“Bahwa Pfizer dan perusahaan farmasi lainnya tidak akan bertanggung jawab atas efek samping apapun yang timbul dari vaksin.”
“Kami juga mendapat informasi termasuk dari FDA, AS, bahwa beberapa efek samping kemungkinan akan muncul tahun ini atau tahun depan, di masa mendatang.”
Jadi, fokus seperti yang disebutkan oleh banyak dokter adalah, bahwa orang yang terinfeksi virus sudah kebal, dan tidak harus divaksin, Itu kasus saya, dan itulah sebabnya saya tidak mau divaksin.
Tapi saya juga membeli vaksin untuk semua rakyat Brasil, tapi saya tidak menuntut agar orang divaksinasi, saya menghormati kebebasan individu, masing-masing bebas untuk vaksinasi atau tidak.
Dan saya meyakini, bahwa ada sekitar 20 persen dari seluruh populasi diBrasil memutuskan untuk tidak mengambil vaksin.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, mungkin saya satu-satunya kepala negara di dunia yang tidak melakukan tindakan pembatasan, atau menentang tindakan pembatasan,
Dan mungkin salah satu dari sedikit kepala negara di dunia yang tidak mengambil vaksin, karena saya sudah pernah tertular virus itu.
Sebagian sangat khawatir jika saya harus istirahat dari kantor, sehingga mereka ingin agar saya divaksin,
Dan saya katakan : “Biarkan saja saya mati, biarkan saja saya mati karena inilah pilihan kebijakan saya.”
Di Amerika Selatan, kami adalah satu-satunya negara yang paling baik menangani masalah pengadaan vaksin,
Dan kami melengkapi rumah sakit kami dengan peralatan dan obat-obatan dengan sangat baik dan memadai. Dan saya yakin kita telah cukup pengalaman disana,
Dan berdasarkan pengamatan kami di luar Brazil, banyak kematian dapat dihindari jika tidak begitu banyak “tekanan dari media arus utama terhadap pengobatan”.
Awal tahun lalu, saya mengirim tim ahli Brasil ke Israel untuk melihat eksperimen pengobatan “semprotan hidung” yang mereka kembangkan .
Tapi saya malah banyak dikritik, dan kami tidak dapat membuat kemajuan dalam negosiasi itu.
Bulan lalu, sebuah perusahaan besar Brasil menerbitkan sebuah artikel yang menunjukkan, bahwa “semprotan hidung” saat ini merupakan solusi yang sangat sukses melawan covid.
Jadi (intinya) anda secara teknis diperbolehkan untuk mendapat vaksin eksperimental itu, tetapi tidak boleh memakai pengobatan dengan “semprotan hidung”.
Saya pikir Anda satu-satunya pemimpin dunia yang terus terang mengakui tidak mau divaksin, itu sudah pasti.
Kenapa ketika Pfizer atau perusahaan farmasi manapun harus punya kewajiban melindungi terhadap efek sampingnya?, tapi kenapa kongres Anda mengizinkan orang untuk memakainya?
Populasi ini sedang mengalami hal mengerikan. Mereka putus asa dan takut akan virus, terutama penduduk lanjut usia, yang juga punya beberapa jenis penyakit penyerta.
Akibatnya, kongres akhirnya memutuskan untuk mengesahkan undang-undang yang (mengesampingkan) “efek samping” itu, tapi kami sangat menyesal,
Karena hari ini kita lihat saja dalam penelitian yang dilakukan di luar Brazil, bahwa mungkin dua pertiga kematian akan bisa dihindari di brazil .
Ambillah contoh di Afrika sub-sahara, disana mereka menggunakan “Ivermectin” untuk melawan kebutaan sungai, serta “hydroxychloroquine” untuk melawan malaria,
Dan karenanya jumlah kematiannya sangat rendah, dan HDI juga cukup rendah, bahkan salah satu yang terendah didunia.
Kesimpulan alaminya adalah, obat-obatan itu entah bagaimana juga bisa membantu melawan virus, dan efek lanjutnya.
“Kami prihatin dengan tekanan yang terjadi, dan itu mungkin karena kekuatan ekonomi dari perusahaan farmasi.”
Maksud saya, mereka terus berinvestasi dalam vaksin, dan hari ini anda lihat bagaimana orang yang telah divaksin dosis ke-3 dari ke-4, tapi masih bisa tertular virus, dan bahkan meninggal.
Dan kita di Brazil kita mengalami banyak vaksin yang terbuang, sebagian besar penduduk Brazil tidak ingin divaksin booster.
Saya mengerti bahwa itu menjadi hak mereka, saya mendukung kebebasan individu. Seperti yang saya katakan sebelumnya kami sedih, kami menyesali kematian yang terjadi.
Tapi saya yakin banyak kematian bisa dihindari dengan perawatan yang cepat, meski banyak yang bilang soal kurangnya bukti ilmiah tentang kedua obat covid itu. Itu benar.
Tapi tetap berguna untuk hal lain, sangat sering obat ditemukan secara kebetulan, selama perang dunia II misalnya, tentara kekurangan obat, da diberi air kelapa di pembuluh darah mereka, dan mereka selamat.
Sudah saya bilang sebelumnya, sangat sering obat-obatan ditemukan secara tidak sengaja, atau kebetulan, termasuk obat-obatan untuk mengatasi impotensi seksual misalnya.
Menurut Anda dari mana asal virus covid?
Yah, diduga dari laboratorium di belahan dunia lain, tetapi tidak pernah ada investigasi mendalam yang dilakukan.
Tampaknya covid telah terbukti diminati banyak orang di dunia, banyak kepala negara akhirnya memaksakan kehendak mereka, dan mereka akhirnya merasakan “kediktatoran”.
Di Brazil, pemerintah negara bagian merasakan bagaimana bertindak “sebagai diktator”, dengan mewajibkan orang tinggal di rumah, menutup toko, dan tidak membolehkan ke sekolah jika belum divaksinasi,
Mereka merasakan “kekuatan ada ditangan mereka sendiri”, selama covid mereka bisa memaksakan segalanya, dan terutama yang menyangkut kebijakan publik itu sendiri.
Maksud saya, banyak hal dapat dibeli oleh para gubernur dan walikota meskipun sebagian besar masih ada yang jujur, namun mereka mampu membeli apa saja tanpa tanggung jawab yang besar.
Jadi, selama covid, merasa “tidak bertanggung jawab” atas tindakan anda, adalah sesuatu yang berkembang di antara banyak pejabat tinggi di Brazil.
salah satu pemimpin yang “tidak bisa dibeli” berbanding terbalik dengan pemimpin2 negara lain, begitu kerasnya mereka menekan orang2 untuk menerima vx, dan bahkan aturan, regulasi dan birokrasi memaksa rakyat untuk terus di b**ster. semoga Allah senantiasa melindungi kita dari fitnah akhir zaman ini. Aamiin Allahumma Aamiin
Inikan terjadi diseluruh dunia, org ga boleh masuk area publik tertentu, ga blh naik kenderaan tertentu kalo ga divaxn, pertanyaan sy min, adakah Islam mengisyaratkan hal ini?
pendapat sy ini mungkin bisa dianggap cocoklogi, tetapi nabi saw telah menerangkan DJ datang dan :
– bila menuruti dia maka mengucurlah rejeki dari langit, bila menolak maka
kekeringanlah yang akan melanda.
– Dia membawa air padahal api, dia membawa api padahal air.
Apakah juga kekeringan yang akan melanda 3 tahun sebelum DJ datang ini
bisa dianggap inflasi yang sedang melanda dunia, sekarang mungkin baru permulaan
Tahun depan dan kedepan mungkin lebih dasyat…depresi ekonomi.
Sampai artis saja mempopulerkan makan serangga.
Saya setuju dengan yang dikatakan mas Diki. Mungkin yang dimaksud Rasulullah kemarau panjang itu 3 tahun sebelum kemunculan Dajjal umat manusia akan dilanda kemarau panjang selama 3 tahun. Dan itu mungkin memang benar-benar bahasa simbolis. Saya minta maaf sekali lagi ini hanya pendapat saya. Saya merasakan bahwa upaya Amerika untuk meruntuhkan dolar Amerika mungkin sudah dimulai dari awal covid. Bagaimana saat itu seluruh umat manusia harus menghadapi lockdown PHK besar-besaran, pembatasan ruang gerak sehingga kita tidak bisa bekerja, dan tahun kedua dilanjut dengan psbb yang terus-menerus, sehingga ruang gerak kita juga lebih sulit lagi untuk mencari kerja, Dan kita sekarang berada di tahun ketiga inflasi meroket tinggi, saya minta maaf sekali lagi itu hanya pendapat pribadi saya saja, yang saya cermati dan saya tangkap dari buku syekh Imron nazar Husein yang berjudul Dajjal Alquran dan awal zaman berkaitan dengan dabatul ard (hp, nirkabel, telp seluler,) itu nanti yang akan membongkar kejahatan Dajjal dalam arti gelombang radio elektromagnetik, saat perangkat itu semua mati, runtuh, minsa’ah (tongkat nabi Sulaiman) kehilangan fitrah mukjizatnya, Dajjal harus keluar dari dimensi alam tak kasat mata atau alam jin ke alam manusia, dan mungkin keruntuhan perangkat alat tersebut akan terjadi setelah perang nuklir, dan itulah yang saya tangkap juga dari buku syekh Imron nazar Husein yang berjudul Alquran, Dajjal dan jasad, maaf itu cuman pendapat saya siapapun boleh berpendapat lain.
Ini karena kebutaan spiritual pemimpin-pemimpin kita sehingga ternak-ternak yang di bawah hanya mengikuti saja. Tanpa mengerti bahwa sesungguhnya yang baik (tidak di vax***) dianggap buruk dan yg di vax*** di anggap baik , bahkan yg saya amatin dg senang hati dan suka rela mereka antri DEMI mendapatkan bantuan , sayapun dapat tawaran bantuan tapi saya tolak mentah-mentah,
Ini masalah pola pikir pemimpin dan masyarakat kita yg memang kesalahan mereka sendiri LALAI , tak pernah sadar bahwa media JAZAD (dabatul ard) / binatang melata HP , telpon selular , leptop , kecerdasan buatan + TV ) telah mencuci otak mereka , bahkan banyak yg nggak sadar untuk antri bunuh diri, bahkan lembaga lembaga agamapun tak luput dari va****. saya Kira kembali kan saja semua nya kepada yg maha kuasa karena apapun yg terjadi baik buruk semua dg seizin Allah SWT , yg baik datang nya dari sisi Allah dan yg buruk datangnya dari kita.
Lalu bagaimana dengan keadaan orang yang sudah tahu tentang dibalik vx ini. Tapi terpaksa harus vx untuk mendapatkan pekerjaan. dan itu satu-satunya cara untuk bertahan hidup demi kebutuhan ekonominya?