Hari Kamis 13/5/21 hari ini, Presiden Suriah Bashar Al-Assad sholat Eidul fitri di Masjid Umayyah di Damaskus.
Momen ini mengingatkan kita pada 9 tahun lalu, ketika Erdogan yang saat itu PM Turki (saat itu Turki masih menganut sistem parlementer), bersumpah bahwa sebentar lagi dia akan segera menaklukkan Suriah dan Sholat di Masjid Umayyah di Damaskus.
Pada Juni tahun 2012 itu, baru beberapa bulan setelah dimulainya serangan ke Suriah, Erdogan dikritik tajam oleh Partai oposisi utama Turki karena menampung para pengkhianat dari segelintir tentara Suriah yang memberontak.
Erdogan membalas kritik Oposisi Turki itu dengan mengatakan :
Tidak tanggung-tanggung, begitu melekatnya mimpi Erdogan itu dikepalanya, hingga sumpahnya untuk bisa menguasai Damaskus dalam waktu dekat itu, dia ulangi lagi pada tahun 2014, saat itu Erdogan menyatakan :
Selalu disebutnya Salahuddin Al Ayyubi, Masjid Umayyah dan Stasiun Kereta Api Hejaz yang pada era Ottoman menghubungkan Damaskus ke Madinah, menunjukkan bahwa pada tahun-tahun itu mimpi Erdogan untuk merestorasi Kekaisaran Ottoman sedang mencapai klimaknya.
Tapi bisa jadi, melambungnya mimpi Erdogan saat itu adalah karena sudah dijanjikan oleh AS atau Israel untuk mewujudkanya dengan mendapat jatah sebagian wilayah Suriah, jika mau membantu agenda Israel di Suriah.
Kekecewaan itulah yang sangat tercermin saat ini dimana kita lihat Erdogan enggan untuk menarik pasukan Turki dari sebagian wilayah Suriah utara, meski agenda Israel di Suriah telah gagal total.
Apa yang kita lihat setelah 10 tahun perang Suriah? Apakah Erdogan bisa sholat di Masjid Umayyah?
Jangankan segera bisa sholat di Masjid Umayyah, sudah 10 tahun ini menginjakkan kaki di Damaskus saja tidak bisa dan berani dia lakukan, dia sudah kehilangan muka. Dan yang sampai hari ini masih sholat di Masjid Umayyah justru masih tetap Presiden Assad.
Mudah-mudahan kita masih bisa menyaksikan bagaimana akhir pemerintahan dan “mimpi basah” dari sang Sultan gagal itu. Penguasa negara muslim yang ikut menghancurkan negara muslim Suriah dan merelakan diri menjadi budak musuh Islam demi mengejar mimpinya itu.
Jika anda sudah lupa cerita itu, atau belum pernah tahu sama sekali, anda masih bisa simak info lama ini di halaman web bertahun 2012 ini dan yang bertahun 2014.
Terakhir, segenap Tim analisaakhirzaman.com mengucapkan Selamat Eidul fitri 1442H, selamat memperoleh kemenangan, mohon maaf lahir bathin jika selama kita berkontribusi dalam pencerahan akhirzaman tahun ini ada yang tidak berkenan.
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ وَجْعَلْنَا اللَّهُ وَ اِيَّكُمْ مِنَالْعَائِدِين وَالْفَائِزِين
apa pelajaran yg bisa kita ambil , mohon disimpulkan min.
Kata kuncinya adalah “sholat di Masjid Umayyah” di Damaskus, dan beberapa kata lain yng menegaskan tujuan sebenarnya Erdogan terlibat dalam penghancuran Suriah, semua kata itu berkaitan dengan wilayah yang pernah dikuasai Ottoman. Intinya Erdogan bermimpi ingin memulihkan wilayah yg dulu pernah direbut dan dikuasai Ottoman.
Diakhirzaman ini, “Agama” sering dipakai untu alat memperoleh “kekuasaan”. Alat ‘pengkaburan’ yang paling mujarab untuk merebut wilayah adalah “Jihad pendirian khilafah”.
Dalam pemahaman agama yg benar, agama harusnya dimaknai dengan panduan agama dan akal sehat, tapi nafsu politik’ bisa mengkaburkannya menjadi sebuah “jebakan”, sehingga yg dominan bermain adalah nafsu. Aturan agama seperti : larangan bersekutu dengan musuh Islam, larangan menyebarkan agama dengan kekerasan, larangan berbuat zalim, larangan merebut hak orang, itu semua diabaikan. Jadilah agama dipakai sebagai “bungkus”, yang didalamnya sebenarnya adalah ‘kezaliman’.
Pertanyaan lagi min,
1. Hadis mengatakan pembebasan Konstantinopel akan terjadi tanpa perlawan, apakah mungkin Turki rela begitu saja melepas kota itu ?
2. Siapakah yg nantinya akan menguasai kota itu?
Pertama, hal yg jarang difikirkan banyak orang adalah : Kenapa Kontantinopel (Istanbul) harus dibebaskan padahal sudah dikuasai negara/ penguasa muslim?
Biasanya mereka bingung menjawabnya, karena kita sudah 500 tahun “dicuci otak” bahwa yg dilakukan Al-Fatih itu adalah “suatu kebenaran”. Itu jika kita “berfikir berdasar nafsu (arogansi)” bukan berdasar tuntunan agama dan logika yg benar. Tidak ada satupun tuntunan agama yg menyuruh menyebarkan agama dengan kekerasan, atau menyerang wilayah lain tanpa alasan yg benar, artinya Konstantinopel yg sudah 1000 tahun milik umat Kristen Orthodox itu bukan haknya Turki, dan nanti akan dikembalikan kepemiliknya.
1. Konstantinopel akan dibebaskan tanpa kekerasan, bermakna penguasa Turki saat itu adalah orang yang faham siapakah pemilik sah Konstantinopel. Tidak mungkin terjadi jika Turki masih dikuasai penguasa seperti Erdogan yg haus ekspansi wilayah.
2. Berdasar hadits yg menyebut bahwa kota itu tidak hanya akan dibebaskan oleh Pasukan Almahdi, tapi juga oleh “Bani Ishaq” (Bani Israel), dan bahwa pemilik asli Konsatntinopel adalah umat Kristen Orthodox, bisa simpulkan bahwa Kota itu nanti akan diserahkan kembali kepemilik sahnya yaitu umat Nabi Isa.