FIR’AUN-FIR’AUN KECIL AKHIRZAMAN

A worker shows to media a replica of a golden death mask of Pharaoh Tutankhamun (photo credit: REUTERS)

 

Ujian umat akhirzaman sangat berat dan beragam, yang paling banyak adalah dibidang ekonomi ribawi, tapi ada satu lagi yang luar biasa ancaman dosanya, tapi hanya bisa difahami oleh sedikit orang yang mau menggunakan karunia Allah berupa akal fikiran.

Menurut Allah dalam surat Yunus : 92, diakhirzaman sebagian besar manusia akan lengah oleh sebuah ujian besar itu, yaitu akan menculnya banyak Firaun kecil di akhirzaman.

Kita akan mengkaji fenomena penting ini, karena begitu besar gelombang fitnah akhirzaman yang bisa menjerumuskan kita untuk menjadi Fir’aun kecil.

Untuk menjadi Firaun kecil tidak sesulit yang dibayangkan orang, misalnya harus punya Istana dengan toilet berlapis emas seperti hadiah perkawinan putri kerajaan Saudi, atau kekayaan sebesar George Soros atau Donald Trump. Tanpa disadari, seseorang bisa menjadi sekelas Firaun bahkan tanpa perlu modal apapun, hanya dengan menuruti penyeru akhirzaman yang membuat aturan baru tanpa dasar.

 

Sisi ‘Luar Biasa’ Firaun

Fenomena Firaun menjadi spektakuler bahkan sampai tetap dikenang setelah ribuan tahun oleh umat manusia diseluruh dunia, bukan oleh kediktatorannya, atau oleh tumpukan kekayaannya, atau karena jumlah selirnya yang ratusan, tapi karena dia telah melampaui batas dengan kesombongan dan arogansinya yang merasa sebagai Tuhan”.

Maka dia (Fir’aun) mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya . (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. (QS.An Naziat 23-24)

Begitu pentingnya fenomena Firaun ini, sehingga Allah secara detail mengabadikannya dalam puluhan ayat, yang tentu dimaksudkan agar menjadi pelajaran umat sesudahnya.

 

Allah Telah Memenuhi Janjinya

Quran menceritakan, bahwa pada era Nabi Musa (abad 13SM), Raja Firaun di Mesir mengejar para penentangnya yaitu Bani Israel pengikut Nabi Musa as. Dan ketika melintasi laut Merah, Firaun dan pasukannya ditenggelamkan oleh Allah, dengan janji Allah akan mengawetkan jasadnya sebagai pelajaran bagi umat mendatang.

Pada tahun 1898, Jasad Firaun ini ditemukan mengapung di Laut Merah, dan pada sekitar tahun 1976, jasad itu dibuktikan secara ilmiah oleh peneliti Perancis Maurice Bucaille, sebagai satu satunya mumi Firaun yang diawetkan secara alami oleh garam laut.

 

Jazadnya Dimunculkan Diakhirzaman

Muncul pertanyaan besar, kenapa Allah baru memunculkan Jazad Firaun diujung akhirzaman, bukan dizaman Nabi Musa, atau diera Nabi Sulaiman, atau Nabi Dawud, atau Nabi Isa?

Tujuan Allah sudah sangat  jelas,  bahwa fenomena ala Firaun ini akan menjadi ujian berat bagi umat akhirzaman.

 

Isyarat Penting Dimunculkannya Jasad Firaun

Apakah hikmah paling bermakna dengan Allah memunculkannya jasad Firaun setelah ribuan tahun disimpan oleh Allah didalam dilaut. Apakah Allah ingin agar kita mengagumi fenomena itu???.  Atau sekedar kagum bahwa peneliti Perancis Maurice Bucaille itu kemudian masuk Islam???

 Tentu tidak sedangkal itu, Makna yang paling pentingnya adalah, bahwa Allah akan menjadikan fenomena Firaun sebagai pelajaran bagi umat sesesudahnya. Artinya, setelah Allah memunculkan kembali Jasadnya, maka fenomena “menuhankan diri” itu akan menjadi ujian yang jamak dilakukan kebanyakan orang, akan banyak orang yang lengah dengan peringatan Allah ini.

Persis yang sudah diingatkan Allah dalam surat Yunus : 92

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS.Yunus:92)

 

 

Fir’aun dan Syrik Khas Akhir Zaman

Mungkin ada yang bertanya, apa hubungannya Fir’aun dengan Syrik?

Bahwa yang dilakukan oleh Firaun dengan “menuhankan dirinya sendiri” adalah perbuatan syrik papan atas, bukan syrik seperti yang sudah banyak kita kenal, seperti  menuhankan Berhala, Menuhankan Setan, atau suatu Benda keramat, Menuhankan harta, atau tahta dan urusan dunia lain.

Kita merasa sangat perlu membahas Topik ini, karena :

 

  1. Fenomena “menuhankan diri” itu telah menjadi sangat jamak tanpa sadar dilakukan oleh sebagian orang.
  2. Allah mengancam perbuatan ‘memecah-belah agama’ adalah termasuk dosa Syrik (Ar-Rum : 31:32). Dan nabi menyatakan hukuman bagi pemecah belah agama adalah hukuman mati. (lihat dibagian refrensi)
  3. Larangan memecah belah agama disebut dalam banyak ayat : (QS. Al-An’am ; 159), (Ar-Rum 30 : 31-32), (QS Ali Imran 105), (Ali imron:103), (Al anam:153), dsb.
  4. Jazadnya dimunculkan Allah diakhir zaman, artinya akan menjadi ujian besar bagi umat akhirzaman. 
  5. Pada saat Fir’aun ditenggelamkan, Allah sudah mengisyaratkan, bahwa sebagian besar manusia akan lengah dari isyarat penting ini.

Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS. Ar Rum 30, 31-32).

 

 

Bentuk Syrik Fir’auni Khas Akhirzaman

Diakhirzaman ini, ada dua jenis Syrik ala Firaun yang tidak juga disadari oleh banyak orang, mereka umumnya bisa dipisahkan dalam 2 tipe :

  1. Suka mencemooh dan dengan arogan menghakimi agama lain.
  2. Suka mencemooh dan dengan arogan menghakimi aliran Islam lain.

Kenapa perbuatan mencemooh dan menghakimi aliran lain itu bisa dimasukkan dalam dosa Syrik?

Karena secara tidak sadar orang itu telah “mengklaim” dirinya sebagai ‘Tuhan’ yang berhak menghakimi keyakinan orang lain. Padahal yang berhak menghakimi agama dan keyakinan seseorang hanyalah Allah.
Kita semua akan menjadi terdakwa diakherat, Allah-lah satu-satunya yang berhak menjadi hakim.

Sampai disini harusnya sudah mulai terbuka, kenapa perbuatan itu bisa dianggap setara dengan dosa syrik, yaitu merasa “berhak menghakimi semua agama lain, ataupun aliran Islam lain”, yang nota bene adalah haknya Tuhan.  Bedanya, adalah Fir’aun secara terang-terangan menganggap dirinya sebagai Tuhan.

 

 

Ancaman Allah Bagi Firaun Akhirzaman

Para Firaun kecil akhirzaman zaman, umumnya tidak merasa bersalah atas kelakuannya mencemooh aliran lain atau agama lain, karena setan nyata (manusia) dan setan tidak nyata, akan selalu mengkaburkan “seolah dia merasa membela agama.”

Membela agama harusnya bukan dimaknai sebuah fanatik buta, membela agama haruslah dimaknai sebagai mematuhi aturan agama, yaitu menjauhi larangannya dan melaksanakan perintahnya.

Adakah perintah agama yang menyuruh mencemooh aliran atau agama lain ? tidak akan pernah ditemukan itu. Lalu perintah siapa yang dilakukan itu? Sudah pasti itu ajakan setan yang tidak tampak ataupun yang berwujud manusia.

Ada beberapa unsur dosa dalam sebuah syrik ala Fir’aun akhirzaman, yaitu  kesombongan atau arogansi, mencemooh agama lain atau aliran Islam lain, dan resiko dosa fitnah.

 

  1. Unsur Kesombongan

Kesombongan atau Arogansi atau Takabur sebagai “Umat Pilihan” ataupun “Aliran pilihan” sudah sangat umum terlihat pada umat akhirzaman, meskipun banyak orang juga tahu, bahwa ‘kesombongan’ atau arogansi adalah dosa yang membuat Iblis dimasukkan dalam golongan kafir, sementara Nabi kita ememepringatkan, tidak akan masuk sorga orang yang ada sedikit saja “kesombongan”.

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis, dia enggan dan takabur (sombong) dan dia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

 

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

 

  1. Larangan Menghina Agama Lain dan Aliran Islam Lain.

Bagi yang masih suka bertindak bodoh suka menghina dan mencemooh agama lain, mari kita mulai berfikir jernih, adakah Allah dan Nabinya menyuruh melakukannya dan menjanjikan pahala?

Dalam ayat Al-anam :108 berikut, menghina orang yang “bergama dengan sesat” saja sudah jelas dilarang Allah. Jika masih juga ada yang mau melakukannya, coba kita evalusai dengan ayat berikut :

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan” (QS Al-An’am: 108).

Makna yang terkandung dalam ayat diatas adalah, bahwa Allah melarang menghina  Agama apapun, mekipun agama itu telah jelas sesat.

Juga, bagi saudara kita yang masih hobi mengkafirkan Umat Islam lain dan  telah membaca surat Al-An’am :108 diatas, harusnya mulai berfikir, bahwa menghina ‘agama lain yang sudah jelas sesat’ saja Allah melarang, koq masih ada yang mau menghina bahkan mengkafirkan Umat Islam lain hanya karena beda aliran?

Nabi kita juga sudah memperingatkan akan resiko besar yang akan ditanggung bagi yang hobi ‘menuduh kafir’ muslim lain. Pada hadits pertama digambarkan dosanya sama dengan membunuh, sedang pada hadits kedua, resiko “dosa Kafir” justru akan mengenai penuduh jika tuduhannya tidak benar.

 

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dia tidak boleh menzhaliminya, membiarkannya (dalam kesusahan), dan merendahkannya. Takwa itu di sini, beliau menunjuk dadanya tiga kali, cukuplah keburukan bagi seseorang jika dia merendahkan saudaranya seorang muslim. Setiap orang muslim terhadap muslim yang lain haram: darahnya, hartanya, dan kehormatannya. (HR Muslim no. 2564; dan lainnya dari Abu Hurairah).

 

وَلَعْنُ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ.

“Dan melaknat seorang mukmin sama dengan membunuhnya, dan menuduh seorang mukmin dengan kekafiran adalah sama dengan membunuhnya.” (HR Bukhari).

لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالْفُسُوْقِ وَلاَ يَرْمِيْهِ بِالْكُفْرِ إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ.

“Tidaklah seseorang memvonis orang lain sebagai fasiq atau kafir maka akan kembali kepadanya jika yang divonis tidak demikian.” (HR Bukhari).

أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيْهِ : يَا كَافِرَ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ.

“Siapa saja yang berkata kepada saudaranya,” Hai Kafir”. Maka akan terkena salah satunya jika yang vonisnya itu benar, dan jika tidak maka akan kembali kepada (orang yang mengucapkan)nya.” (HR Bukari dan Muslim).

Terakhir, kita kutipkan ancaman tegas Allah bagi pelaku dosa Syrik, yang digambarkan Allah sebagai dosa besar yang tidak akan diampuni  :

Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa syirik mempersekutukanNya, dan akan mengampunkan dosa yang lain dari itu bagi sesiapa yang dikehendakiNya. Dan siapa yang mempersekutukan Allah SWT, maka sesungguhnya dia telah melakukan dosa yang besar.” (QS. An-Nisa : 48).

 

 

Kesimpulan

Disisa waktu kita diakhirzaman ini, marilah kita lebih ketatkan evaluasi diri kita ditengah ujian akhirzaman yang berat ini, terutama dibidang ekonomi ribawi dan penjerumusun aqidah ala Dajjal yang sangat menipu, mereka mereyakayasa jalan keneraka seolah jalan kesorga, dan sebaliknya.

Nabi kita suah mengisyaratkan akan munculnya para Da’I penyeru yang menjerumuskan keneraka, mereka mencitptakan ajaran baru yang tidak ada dalam petunjuk agama, seperti halnya mengajak untuk mengkafirkan umat Islam lain itu.

عن حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

“Dari Huzhaifah bin Al-Yaman berkata:” Orang-orang biasanya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, sedang aku bertanya kepada beliau tentang kejahatan, karena khawatir akan mengenaiku”. Saya berkata: “Wahai Rasulullah SAW apakah kami dahulu dimasa Jahiliyah dan penuh kejahatan, kemudian Allah mendatangkan dengan kebaikan ini (Islam). Apakah setelah kebaikan ini adalagi keburukan”. Rasul SAW menjawab:”Ya”. Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan”. Rasul SAW menjawab:”Ya, tetapi ada yang asap (yang mengotorinya)”. “Apa asapnya itu?”. Rasul menjawab:” Kaum yang mengambil petunjuk dengan petunjuk yang bukan dariku, engkau kenali dan engkau ingkari”. Saya berkata:” Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?”. Rasul SAW menjawab:” Ya, para penyeru ke neraka jahanam, barangsiapa yang menyambut mereka ke neraka maka mereka melamparkannya ke dalam neraka”. Saya berkata:” Ya Rasulullah SAW, terangkan ciri mereka pada kami?”. Rasul SAW menjawab:” kulit (baju) mereka sama dengan kulit (baju) kita, berbicara sesuai bahasa kita” (layaknya orang berdakwah). Saya berkata:” Apa yang engkau perintahkan padaku jika aku menjumpai hal itu?” Rasul SAW bersabda:” Perpegang dengan jamaah muslimin dan imamnya”. Saya berkata:” Jika tidak ada pada mereka jamaah dan imam?” Rasul menjawab:” tinggalkan semua firqah (kelompok) itu, walaupun engkau harus menggigit akar pohon sampai menjumpai kematian dan engkau tetap dalam kondisi tersebut”. (HR Bukhari dan Muslim)

 

Allahualam, mudah-mudahan bermanfaat.

 

REFERENSI 

 

AYAT PEMECAHBELAH AGAMA

Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu (Muhammad) terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat” (QS. Al-An’am ; 159)

“Dan janganlah kamu termasuk orang yang menyekutukan Allah (sirik)  yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (Ar-Rum 30 : 31-32)

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, (QS Ali Imran 105)

“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa” (Al anam:153)

“Dan berpegang teguhlah kalian pada tali Allah dan jangan berpecah belah” (Ali imron:103)

 

Hadits Pemecah-belah agama layak dihukum mati

حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ و قَالَ ابْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَرْفَجَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ سَتَكُونُ هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يُفَرِّقَ أَمْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ وَهِيَ جَمِيعٌ فَاضْرِبُوهُ بِالسَّيْفِ كَائِنًا مَنْ كَانَ و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خِرَاشٍ حَدَّثَنَا حَبَّانُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ ح و حَدَّثَنِي الْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ شَيْبَانَ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا الْمُصْعَبُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْخَثْعَمِيُّ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ ح و حَدَّثَنِي حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا عَارِمُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُخْتَارِ وَرَجُلٌ سَمَّاهُ كُلُّهُمْ عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ عَنْ عَرْفَجَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِهِمْ جَمِيعًا فَاقْتُلُوهُ

Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Nafi’ dan (Muhammad bin Basyar, Ibnu Nafi’ berkata; telah menceritakan kepada kami Ghundar, dan Ibnu Basyar berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Ziyad bin ‘Ilaqah dia berkata; saya mendengar ‘Arfajah berkata,

“Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Suatu saat nanti akan terjadi bencana dan kekacauan, maka siapa saja yang hendak memecah belah persatuan ummat ini penggallah dengan pedangmu, siapa pun orangnya.”

Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Khirasy telah menceritakan kepada kami Habban telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku Al Qasim bin Zakaria telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Syaiban. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Al Mush’ab bin Al Miqdam Al Khats’ami] telah menceritakan kepada kami [Isra’il] (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [‘Arim bin Fadhl] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [‘Abdullah bin Al Mukhtar] dan seorang laki-laki, mereka semua dari [Ziyad bin ‘Ilaqah] dari [‘Arfajah] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti hadits di atas, namun dalam hadits mereka disebutkan, “Maka bunuhlah ia.”(HR.Muslim.3442)

 

و حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي يَعْفُورٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَرْفَجَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمِيعٌ عَلَى رَجُلٍ وَاحِدٍ يُرِيدُ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ فَاقْتُلُوهُ

Dan telah menceritakan kepadaku [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Abu Ya’fur] dari [ayahnya] dari [‘Arfajah] dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bila datang kepadamu seseorang yang hendak mematahkan tongkatmu, atau memecah belah persatuan kalian, maka bunuhlah dia.”(HR.Muslim.3443)

 

 

This entry was posted in Islamic View and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

22 Responses to FIR’AUN-FIR’AUN KECIL AKHIRZAMAN

  1. Heru albantani says:

    Ribawi sudah sangat kronis parah,,,,
    Apa lagi skrng dngn keadaan pandemi Kya gini,, ditambah bencana sana sini

    Luar biasa fenomena akhir zaman ini
    Bnyk renungan ,pelajaran dan hikmah yg sya dpt dri blog ini,, trimakasih admint

  2. Roy griya says:

    Sukran pak atas nasehatnya

    • Roy griya says:

      Ada beberapa pertanyaan , mohon dijawab pak
      1. Apa bisa diampuni dosa syirik baik itu disengaja atau tidak apabila kita benar2 bertaubat ?
      2. Bagaimana pendapat bapak apabila kita pernah melakukan riba , dalam hal ini kredit barang atau rumah dari salah satu bank ? Apa yang harus saya lakukan sekarang ?
      3.ciri2 seorang muslim yang sebenarnya bagaimana ?
      Terimakasih pak jawabannya

      • The admin says:

        1. Optimis saja, khan banyak ayat dan Hadits yg menyebut Allah akan mengampuni dosa kita meski segede gunung, selama benar” bertaubat.
        2. Semua orang diakhirzaman ini pasti kecipratan riba (digambarkan Nabi, yg tidak berminatpun akan terkena debunya /riba kecil). Yg bisa dilakukan meminimalisir sekecil mungkin, dan segera stop riba yg disengaja, mumpung msh ada kesempatan.
        3. Ini dari guru ngaji kita waktu kecil, Ciri orang muslim yg bertaqwa : 1/.Sabar,tidak gampang marah 2/.Gampang memaafkan, 3/.Sedekah dikala longgar dan sempit. 4/.Segera bertaubat jika berbuat dosa.

        Pertanyaan”nya harusnya ditujukan ke Pa ustad yg biasa kasih nasehat, kita disini hanya analis akhirzaman. Jadi bagi pembaca yg lebih tahu silahkan dijawab ulang.

        • Alif says:

          https://youtu.be/
          Bismillah ,optimis saja bantu trendingkan

        • Ridho says:

          debu riba itu seperti apa ya?

          • The admin says:

            Pertanyaan bagus. Makna ‘debu riba’ adalah riba yang sebenarnya sama sekali tidak kita inginkan/sengaja, tapi sulit dihindari. Nabi telah membuat perumpamaan yg sangat akurat dimana debu sifatnya juga begitu, tidak kita inginkan tapi sulit dihindari.

            Banyak sekali sebenarnya contohnya, tapi akan kita kasih beberapa :
            1. Untuk urusan kemudahan, dagang atau mendaftar haji, kita harus punya rekening bank, tapi didalam rekening bank itu ada unsur bunga.
            2. Ketika kita keluar negeri, atau untuk ibadah haji/umrah, kita harus menukar mata uang. Dalam sistem pertukaran mata uang ada ‘kurs jual’ dan ‘kurs beli’. Artinya disitu ada usur perdagangan mata uang. Sementara Hadits menyebut mata uang tidak boleh diperdagangkan, hanya boleh dipertukarkan senilai kurs emas yang sepadan dimasing” negara (baca hadits ttg emas dengan emas perak dng perak).
            3. Mata uang negara manapun umumnya diterbitkan berdasar cadangan US$. Padahal menurut Nabi, mata uang yg benar haruslah berupa emas/ perak, atau jika toh harus diwakilkan dalam bentuk lain (kertas,plastik, dan skrg ada digital) maka tetap hrs dicetak berdasar cadangan emas/perak.

  3. Al tobat says:

    tolong jelaskan ayat yang tetakhir itu tentang apa, saya kurang pham, yang maksud asap dan lain lain…tolong berikan penjelasan yang benar dan eksplisit…. terimakasih sebelumnya

    • The admin says:

      Dikalimat selanjutnya sudah dijelaskan oleh Nabi, “Rasul menjawab: Kaum yang mengambil petunjuk dengan petunjuk yang bukan dariku“. artinya membuat aturan yang diada-adakan sendiri. Jadi asap yg dimaksud adalah aturan baru yang dibikin sendri dan disamarkan (bak asap)seolah aturan agama. biasanya disebut sebagai ‘Bid’ah’,

      Dalam konteks materi kita ini, diakhirzaman ini banyak orang yang mengajak “mengkafirkan muslim” yang berbeda aliran atau menghina agama lain. Padahal itu dilarang agama.

  4. Heru albantani says:

    Lagi perbaiki diri kang admint
    Mudh”an sehat semuanya

    Oh iya,,, saya sedang menunggu kajian analist dri admint selnjutnya
    Smoga allah merahmati,meridhoi dan hidayah untk smua

  5. Al tobat says:

    asap asap asap, itu tolong jelaskan makna atau kiasan ?atau benda…saya sangat yakin itu asap, ya asap !!!

    • Roy griya says:

      Alhamdulillah terimakasih pak jawabannya.

      Sedikit cerita nyata , seorang pengusaha kaya raya dibidang tambang batu bara di daerah Kalimantan sekarang menjadi ahli terapi kesehatan dan hidup dengan sederhana . Saya kenal baik dengan beliau saat jadi pengusaha batubara . Awalnya saya tidak percaya beliau menjadi terapi . Namun alangkah saya terkejut ketika orang kepercayaan beliau mengatakan alasannya kenapa menutup semua perusahaan batubaranya di seluruh Kalimantan . Tidak lain karena beliau takut dengan Riba , karna modal perusahaan berasal dari bank dengan bayar berbunga. Bisa dibayangkan pak brapa pinjaman dan bunganya . Mudah2 an berkat pak admin memosting hal2 begini kita semua diselamatkan dari fitnah2 Dajjal . Panjang umur dan murah rejeki buat pak admin .

      • The admin says:

        Orang umumnya hanya lulus menghadapi cobaan kemiskinan, tapi pengusaha Batubara itu bisa lulus menghadapi ujian kekayaan.

        Ditengah orang berlomba menghalalkan segala cara untuk mendapat harta dengan berbagai jenis tawaran ekonomi Ribawi, Ini luar biasa. Hidayah tidak bisa dibeli, dan tidak semua orang bisa mendapatkan hidayah, Subhanallah, Kita ucapkan selamat kpd teman anda itu.

      • sayyed Fesal says:

        serius ini mas roy ?

  6. Roni87 says:

    Heran, koq komennya pada soal riba, topiknya kan soal firaun akhirzaman.
    Masa sih ga ada yg pernah mengkafirkan aliran lain ???

  7. zan says:

    terima kasih admin aaz atas pencerahan akhir zamannya..

    salah satu bentuk firauni kecil yang saya lihat seperti ini adalah munculnya banyaknya ustad2 baru, khususnya ustad2 muallaf yang menghina ajaran/agama yang ia tinggalkan. tapi anehnya, ustad2 itu banyak pengikutnya…

    • Fauzan Hakim says:

      Kalau misalnya ada ulama mualaf yang mengatakan bahwa agama sebelumnya sesat dan buktinya yang ternyata itu valid gimana ?

Leave a Reply to Batman Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *