Dua kapal perang AS dilaporkan telah memasuki wilayah laut Mediterania minggu ini, di tengah munculnya tuduhan tentang adanya penggunaan senjata kimia di Suriah.
Menurut situs Avia.Pro Rusia, dua perusak US Lassen dan US Forrest Sherman telah memasuki Laut Mediterania minggu ini dan menuju ke bagian timur wilayah itu.
Avia.Pro mengatakan, beberapa sumber mengklaim bahwa dua kapal perusak yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk itu sebenarnya menuju ke Teluk Persia, sementara suber lain menduga mereka bersiap-siap untuk menyerang militer Suriah.
“Menurut beberapa sumber, kapal perang AS itu sedang menuju ke pantai Iran, namun tuduhan Trump baru-baru ini tentang adanya kasus penggunaan senjata kimia, dan berdasar data dari intelijen Suriah dan pernyataan politisi Amerika menunjukkan bahwa kemungkinan serangan terhadap Suriah juga sangat tinggi, “kata publikasi itu.
Tak lama setelah Menlu AS Mike Pompeo menuduh pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia di kota Kabani, provinsi Latakia , Senator Lindsey Graham dari South Carolina memanfaatkan akun Twitternya untuk mendorong Trump agar menyerang militer Suriah.
Belum ada pernyataan dari Washington yang mengindikasikan apakah mereka akan menyerang Suriah atau tidak.
Angkatan Udara Suriah melanjutkan serangan mereka di pedesaan timur laut Latakia, Ahad, menargetkan beberapa daerah yang masih dalam penguasaan militant pada hari minggu kemarin.
Dengan didukung oleh helikopter tempur, Angkatan Udara Suriah menargetkan sejumlah situs yang dikuasai Hayat Tahrir Al-Sham dan Partai Islam Turkestan di daerah Kabani dan Sirmaniyeh di Latakia dan Idlib.
Jet tempur Suriah juga akan berpartisipasi dalam serangan itu, karena mereka sangat fokus pada jaringan terowongan yang digunakan oleh militant di sekitar kota utama Kabani.
Karena banyaknya terowongan dan gua para militan di daerah itu, Tentara Arab Suriah (SAA) belum dapat menghancurkan jalur militan di Kabani, meskipun punya kelebihan pasukan dan senjata.
Menurut sumber militer di dekat garis depan, komando tinggi Angkatan Darat Suriah berusaha menghancurkan sebanyak mungkin terowongan dan tempat persembunyian sebelum dilancarkan serangan baru.
Tentara Suriah sempat mampu menguasai hampir semua bukit di selatan Kabani, meski mereka akhirnya terpaksa mundur dari beberapa titik setelah gagal mempertahankan area itu.
Kelompok – kelompok militan yang ada di Provinsi Idlib telah terlibat dalam serangkaian saling bentrokan baru-baru ini, Kantor Berita Sputnik berbahasa arab melaporkan pada hari Minggu.
Menurut laporan Sputnik, faksi-faksi jihadis, Hayat Tahrir Al-Sham dan Harakat Ahrar Al-Sham, bentrok di dalam kota Bileen, yang berada di wilayah Gunung Idlib di Gunung Al-Zawiya.
Mengutip laporan dari salah satu koresponden mereka, Sputnik mengatakan bentrokan mengakibatkan kerugian besar bagi para miltan, termasuk beberapa anggota Harakat Ahrar Al-Sham yang didukung Turki.
Laporan itu mengatakan bahwa setidaknya 23 anggota Hayat Tahrir Al-Sham dan Harakat Ahrar Al-Sham tewas dalam bentrokan yang terjadi pada hari Jumat. Bentrokan ini dilaporkan pecah setelah Hayat Tahrir Al-Sham berusaha untuk menangkap sekelompok pemuda di Bileen.
Laporan terbaru ini muncul hanya beberapa hari setelah dua faksi pemberontak yang didukung Turki saling bentrok pada dua kesempatan terpisah di wilayah Afrin dIProvinsi Aleppo.
VIDEO – Jemenitische #Houthi-Rebellen haben angeblich etwa 2.000 #saudi|sche Soldaten und Söldner in der saudischen Provinz Najran gefangen genommen pic.twitter.com/4m9Xgbx5zF
— Ali Özkök (@Ozkok_A) September 29, 2019
Beberapa video beredar di Medsos Timteng yang diklaim menampilkan penangkapan ribuan milisi pro Arab Saudi. Ini adalah salah satu video itu.
Gerakan Houthi Yaman menyatakan pihaknya telah melakukan serangan di dekat perbatasan wilayah barat daya Saudi Najran, dan berhasil menangkap “ribuan” pasukan musuh termasuk beberapa perwira tentara Saudi, belum ada konfirmasi dari pihak berwenang di Arab Saudi.
Seorang juru bicara pemberontak yang berbasis di Yaman mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa tiga “brigade militer musuh telah lumpuhkan” dalam serangan itu, yang dilancarkan 72 jam sebelumnya di sekitar Najran dan didukung oleh drone, rudal dan unit pertahanan udara.
Almasirah TV yang dikelola Houthi yang mengutip jurubicara itu mengatakan mereka telah menangkap “ribuan” pasukan musuh, termasuk banyak perwira dan prajurit tentara Saudi, serta “ratusan kendaraan lapis baja”.
Dikatakan, Hal ini membuktikan kepada Arab Saudi bahwa para pejuang Yaman mampu menembus lebih jauh ke wilayah-wilayah Saudi “jika mereka terus melakukan agresi terhadap Yaman”.
Dilaporkan dari Sanaa, Mohammed al-Attab dari Al Jazeera mengatakan orang-orang Houthi mengklaim telah mengerahkan para “penembakan dan taktik lain untuk guna memperketat tekanan mereka pada tiga brigade militer” yang diklaim telah ditangkap itu.
” Mereka yang telah ditangkap akan ditempatkan di daerah yang dirahasiakan untuk melindungi mereka dari serangan udara Saudi,” katanya .”Mereka meyakinkan kepada keluarga para tawanan perang bahwa mereka akan disimpan di tempat rahasia agar mereka tetap aman dari bahaya.”
Houthi, yang menguasai bagian utara Yaman, baru-baru ini meningkatkan serangan drone dan rudal mereka di perbatasan selatan Arab Saudi.
Pemberontak Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan 14 September terhadap dua fasilitas yang dikelola oleh perusahaan minyak negara Saudi, Aramco. Serangan itu memangkas produksi minyak mentah Arab Saudi hingga setengahnya, yang merupakan lima persen dari pasokan minyak dunia. Namun, AS, Arab Saudi, Prancis, Jerman dan Inggris mengatakan Iran berada di balik serangan itu, ini makin meningkatkan ketegangan yang sudah meningkat di kawasan itu.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat kemarin bahwa ia tidak tertarik untuk berperang dengan Iran, dan dia berharap Iran juga akan menahan diri , dengan melakukan pendekatan yang sama.
“Saya tidak meinginkan konflik militer, tetapi kami menawarkan untuk berdialog,” kata presiden dalam konferensi tahunan para pemimpin Yahudi dari seluruh AS.
“Saya telah menunjukkan sikap menahan diri yang besar, dan berharap Iran juga akan memilih jalan perdamaian,” tambah Trump seperti dilaporkan ‘Jewish Insider’.
“Dalam dua setengah tahun terakhir kami telah memperkuat persahabatan abadi antara AS dan Israel,” tambahnya. “Saya telah memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem dan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang telah mereka coba lakukan dalam 52 tahun ini.”
Dalam sambutannya, Trump menghindari membahas situasi politik saat ini di Israel. “Kami menghadapi rezim Iran yang meneriakkan ancaman maut ke Israel,” lanjutnya. “Seperti yang saya katakan dalam pidato saya di PBB baru-baru ini, Amerika tidak akan pernah mentolerir kebencian anti-Semitis.”
“Saat ini, Iran tingkah lakunya sangat buruk , jauh berbeda dari ketika saya pertama menjadi presiden,” tambahnya, “Saya tidak bisa memberi tahu Anda dengan pasti apa yang akan terjadi tetapi kami sangat siap. Pasti Ini akan berhasil. Saya belum bisa memberi tahu Anda secara persis bagaimana atau mengapa, tetapi itu akan berhasil karena sudah sering terjadi , Saya memiliki kecenderungan untuk menyelesaikan masalah dengan beberapa opsi.
Amerika Serikat menawarkan untuk menghapus semua sanksi terhadap Iran sebagi syarat untuk melakukan pembicaraan, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Jumat hari ini setelah kembali ke Teheran dari Majelis Umum PBB di New York, ditulis dalam situs resminya.
“Kanselir Jerman, PM Inggris Inggris dan presiden Prancis berada di New York dan semuanya bersikeras agar pertemuan ini terjadi. Dan AS mengatakan bahwa saya akan mencabut sanksi,” kata Rouhani. “Sudah terjadi perdebatan sanksi apa yang akan dicabut dan mereka telah mengatakan dengan jelas bahwa akan mencabut semua sanksi.”
Dia menambahkan: “Tetapi langkah ini bukanlah cara yang dapat diterima jika masih dalam suasana sanksi dan atmosfer tekanan maksimum yang beracun itu, bahkan ketika kita ingin bernegosiasi dengan AS dalam kerangka kerja 5+1, tidak ada yang bisa memprediksi apa hasil akhir dari negosiasi ini nantinya. “
AS sedang mengerahkan baterai rudal Patriot ke Arab Saudi, empat sistem radar sentinel dan sekitar 200 personel pendukung, kata Juru Bicara Pentagon Jonathan Hoffman dalam siaran persnya, Kamis.
“Mengingat serangan baru-baru ini terhadap Kilang minyak Kerajaan Arab Saudi, dan atas permintaan mereka, Menhan Mark T. Esper hari ini mengumumkan bahwa AS akan mengerahkan peralatan berikut ke kerajaan Saudi, yaitu : Satu Baterai Patriot, Empat Radar Sentinel , sekitar 200 personil pendukung , “kata Hoffman dalam rilisnya.
Pada dini hari 14 September, serangan pesawat tak berawak menargetkan fasilitas pemrosesan minyak Saudi Aramco Abqaiq dan Khurais, yang memaksa perusahaan minyak nasional untuk menutupnya. Ini menghasilkan penurunan lebih dari dua kali lipat dalam output minyak bersih harian Arab Saudi.
Meskipun tanggung jawab atas serangan itu diklaim oleh gerakan Ansar Allah (Houthi) diYaman, tapi Amerika Serikat dan Arab Saudi telah menyalahkan Iran. Pada 18 September lalu,
🛑#Zionist School in #Israel Teaching Children Hate & Violence towards #Palestinians
Question: How Do you feel when you meet an Arab Boy,? I Feel Angry, Rage , I want to Kill Him pic.twitter.com/GUZJHekm7n— marshall (@marshal82998056) September 26, 2019
Indoktrinasi di Sekolah agama Yahudi Di Israel
Di Kota suci Yerusalem… Siapa yang berfikir bahwa Kuil Sulaiman (the 3rd Temple) akan dibangun kembali dalam beberapa tahun kedepan? (semua anak mengacungkan tangan).
Ada apa di Kota suci Yerusalem ? … Semua anak menjawab “ada Masjid Al Aqsa”.
Apa yang akan terjadi dengan Masjid Al Aqsa ? Anak-anak itu menjawab “Akan diruntuhkan, diledakkan dan dimusnahkan”
Siapa yang pernah bertemu dengan anak keturunan Arab dalam tahun ini ? … Semua anak mengacungkan tangannya.
Dimana kamu bertemu mereka ?… ada yang menjawab “didekat Masjid Al Aqsa.”
Apa kamu sempat berbicara dengan mereka ? … dijawab “ Tidak, dia hanya mendorong saya dan pergi begitu saja”.
Apa yang kamu rasakan saat bertemu dengan seorang anak keturunan Arab? Ada yang menjawab “Saya merasakan kemarahan yang menggelora , saya ingin membunuhnya”.
Apa yang kamu rasakan jika bertemu anak yahudi yang tidak religious? … dijawab “ Saya merasa kasihan”
Kenapa kamu merasa kasihan ? dijawab “karena dia telah salah jalan”.
Apa perkiraan kamu tentang Yerusalem dalam 10 tahun kedepan? Dijawab “ Yerusalem akan dipenuhi dengan orang Yahudi dan orang Arab akan menjadi budaknya”. Sementara anak yang lain menyambung “Karena saat itu Al-Masih akan datang , saya tahu itu”. Anak yang lain berpendapat “ Akan terjadi perang besar, dan semua orang Arab akan terbunuh.
Baiklah anak-anak…kamu sudah tahu semuanya…. Terimakasih anak-anak…teruskan belajar yang rajin disekolah ini (Aleshiva = sekolah agama yahudi).
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidatonya di Majelis Umum PBB mengatakan, bahwa AS tidak memiliki urusan dan tidak diperlukan di kawasan teluk dan harus meninggalkan wilayah ini, dia menekankan bahwa keamanan Teluk Persia hanya dapat dijamin hanya oleh para negara2 yg bertetangga diteluk, bukan oleh orang luar.
“Keamanan kawasan ini bisa dijamin dengan penarikan pasukan militer Amerika, bukan dengan senjata dan intervensi mereka.”
Cara utama untuk mencapai perdamaian dan keamanan di Timur Tengah adalah ‘demokrasi di dalam, dan diplomasi di luar’, ”kata Rouhani dalam pidatonya di sesi ke 74 Majelis Umum PBB pada hari Rabu.
“Keamanan tidak dapat dibeli atau disediakan oleh pemerintah asing. Kedamaian, keamanan dan kemandirian bertetangga kita adalah milik kita sendiri. AS bukan tetangga kita. Republik Islam Iran adalah tetangga Anda … kami adalah tetangga satu sama lain, bukan dengan AS, “tambahnya.
Dia mengecam AS karena ikut campur di wilayah tersebut. yang hanya memicu ketidakamanan tanpa membawa perdamaian bagi negara-negara kawasan teluk.
“AS bukan penasehat atau penjaga keamanan negara manapun. Tidak ada negara yang melimpahkan kuasa keamananya kepada negara lain dan memberikan hak asuh kepada orang lain, “kata presiden Iran itu,
Dia menambahkan,” Masalah-masalah di kawasan teluk terlalu besar dan penting untuk ditangani oleh AS. AS adalah sebuah negara yang gagal menyelesaikan masalah di Afghanistan, Irak dan Suriah, dan telah menjadi ujung tombak ekstrimisme, Talibanisme dan Daeshisme tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah yang lebih rumit. ”
Presiden Iran juga memperingatkan bahwa wilayah Teluk Persia “berada di tepi kehancuran, karena satu kesalahan besar dapat memicu kebakaran besar.”
“Kami tidak mentolerir intervensi provokatif orang asing dan akan dengan tegas menanggapi segala bentuk tindakan agresi terhadap keamanan dan integritas wilayah kami,” kata Rouhani.
Dia mengatakan bahwa doktrin keamanan Iran adalah menjaga perdamaian dan stabilitas di Teluk Persia dan memberikan keamanan untuk navigasi di Selat Hormuz, dia menambahkan bahwa keselamatan rute energi vital ini dapat dijamin asalkan keamanan menjadi kepentingan bersama semua negara diwilayah ini..
Sebagai pengawal keamanan maritim di Teluk Persia dan Selat Hormuz, Iran mengundang semua negara yang terpengaruh oleh perkembangan di kawasan strategis ini untuk bergabung dengan inisiatifnya, yang dijuluki Hormuz Peace Endeavour (HOPE), kata Rouhani.
Dia mengatakan bahwa “koalisi HOPE” bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, kemajuan dan kemakmuran negara-negara pesisir dan membantu mencapai saling pengertian dan hubungan yang damai dan bersahabat.
“Inisiatif ini mencakup berbagai sektor seperti kerja sama dalam menyediakan keamanan energi kolektif, kebebasan navigasi atas pengiriman minyak dan energy lainnya dari dan ke negara-negara di Selat Hormuz dan lebih dari itu,” kata Rouhani.
Putra Mahkota Saudi MBS dan Menhan AS Mark Esper pada hari Rabu kemarin berbicara melalui telepon tentang rencana untuk mengirim pasukan AS ke Arab Saudi, media pemerintah Saudi SPA melaporkan.
Petnggi Pentagon itu mengatakan bahwa Washington akan melakukan segala yang diperlukan untuk membantu Riyadh mempertahankan diri, dia menambahkan bahwa kebijakan yang diduga keras dilakukan Iran itu harus diatasi, tulis Saudi Press Agency (SPA).
Esper juga berterima kasih kepada kerajaan Saudi “karena mau bergabung dengan “Aliansi Internasional” untuk Keselamatan dan Perlindungan Navigasi Maritim dan perannya dalam memberikan kontribusi pada keamanan navigasi dan perdagangan global”, kata SPA.
Putra mahkota MBS mengatakan bahwa serangan terhadap Saudi itu merupakan eskalasi yang berbahaya bagi dunia yang perlu pendirian teguh untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, menurut laporan media Saudi itu.
Pada bulan Juni aalu, pemerintahan Trump mengumumkan untuk pengerahan sekitar 500 tentara AS ke Pangkalan Udara Pangeran Sultan di sebelah timur Riyadh. Menurut laporan media, pasukan AS pertama kali berbasis di Arab Saudi setelah invasi Irak ke Kuwait tahun tahun 1990, yang membuat Al-Qaeda * mengklaim bahwa pasukan AS mencemari tempat kelahiran Islam, sampai akhirnya ditarik pada tahun 2003 atas permintaan pemerintah Saudi.
Kembalinya pasukan AS ke Arab Saudi adalah bagian dari fokus kedua negara untuk melawan Iran. Pada tanggal 14 September lalu , serangan pesawat tak berawak ke dua kilang minyak Saudi, Aramco, di Abqaiq dan Khurais, yang mengakibatkan penurunan lebih dari dua kali lipat dalam produksi minyak bersih negara itu.
Sebagai akibat dari kerusakan signifikan pada fasilitas itu, produksi minyak Saudi turun hingga sekitar 5,7 juta barel minyak mentah per hari.
Meskipun gerakan AnsarAllah (Houthi) di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tapi AS dan Arab Saudi tetap menyalahkan Iran. Teheran telah menolak tuduhan itu.
Setelah kekalahan besar ISIS di timur laut Suriah pada Maret 2019, ribuan kelompok militan ISIS dan keluarga mereka telah ditahan di penjara dan kamp-kamp yang dikuasai milisi Kurdi yang didukung AS.
Para militan ISIS yang ditangkap itu adalah para militan asing yang datang dari seluruh dunia untuk melawan pasukan pemerintah Suriah dan Irak, untuk kemudian bertujuan mendirikan Kekhalifahan Islam.
Pengembalian para militan asing ke negara asalnya masih merupakan masalah kontroversial.
Pada hari Jumat lalu , Presiden Trump mengancam akan mengembalikan para tahanan ISIS itu ke negara-negara Eropa tempat asal mereka , Trump mengatakan AS akan memengirim mereka di perbatasan , tapi kemudian negara2 Eropa harus segera “menangkap mereka lagi”.
“Sejauh ini, negara-negara Eropa itu telah menolak kepulangan mereka, dan pada titik tertentu, saya harus mengatakan, ‘Maaf, Anda harus memulangkan mereka kembali, atau kami akan membiarkan mereka pergi di perbatasan Anda. “Dan jika mereka (negara2 Eropa itu) tidak mau memulangkan mereka, maka kita mungkin akan mengirim mereka keperbatasan dan kemudian negara2 Eropa itu harus menahan mereka,” kata Trump.
Wartawan CBS Holly Williams mendapat akses langka ke penjara SDF (Syrian Democratic Force, Kelompok Kurdi yg didudung AS) yang menahan ratusan anggota ISIS, dia mewawancarai seorang pemuda Amerika yang mengatakan bahwa ia telah direkrut ke ISIS secara online.
Pada 16 September lalu, Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi merilis pesan audio yang mendesak agar para pejuangnya berupaya untuk membebaskan tahanan dan perempuan ISIS yang ditahan di penjara dan kamp-kamp penahanan Iraq dan Suriah.
Sementara itu, pasukan pemerintah Suriah, yang didukung oleh angkatan udara Rusia, terus menghantam lokasi dan basis pertahanan ISIS di Gurun Suriah yang membentang dari provinsi Homs samapi ke provinsi Deir Ezzor timur.
Habis manis sepah dibuang
Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, dari hari kehari menjadi semakin tidak penting, kata seorang perwira senior Angkatan Darat Inggris Mayor Jenderal Chris Ghika.
Pada 2014, kelompok itu merebut hampir seluruh wilayah diSuriah, mereka merebut Raqqa, sebelum menyebar ke Irak, merebut Mosul dan bahkan sampai ke pinggiran Baghdad.
Mayor Jenderal Chris Ghika, seorang komandan Inggris yang akan keluar dari koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin AS mengatakan, jika lokasi Baghdadi diketahui, kita akan melakukan sesuatu.
“Meskipun dulu dia memegang status ikonik , saat dia dia berdiri di balkon Masjid al-Nuri pada tahun 2014 (dan menyatakan mendirikan kekhalifahan Islam) , sebenarnya, kini kita tidak lagi melihatnya sebagai seseorang yang sangat penting,” katanya.
Meski pemerintah AS menawarkan hadiah sebesar $25 juta (£19 juta) untuk kepala Al Bghdadi, tapi Mayor Jenderal Ghika menyebut Al Baghdadi tidak lagi sebagai pemimpin, Baghdadi telah “membiarkan para pengikutnya untuk berjuang dan mati” dan bahwa ia “dari hari kehari dia menjadi semakin tidak penting”.
“Saya sangat yakin Baghdadi akan terbunuh atau ditangkap dalam sebuah serangan,” Mayor Jenderal Ghika menambahkan.
Pada bulan Maret lalu , Mayor Jenderal Ghika mengatakan kepada Forces News bahwa perang melawan ISIS “sama sekali belum berakhir” setelah Pasukan Demokrat Suriah (SDF yg didukung AS) mengumumkan bahwa mereka telah membebaskan wilayah yang dikuasai IS di Suriah.
Enam bulan kemudian, dia mengatakan kelompok itu dipercaya masih menjadi “ancaman bagi keamanan”. “Mereka masih membahayakan keamanan Irak dan Suriah timur laut dan itulah sebabnya mereka harus direspon dengan serius,” kata Mayor Jenderal Ghika.
“Itulah sebabnya pada setiap kesempatan kami mengatakan kepada orang-orang bahwa kelompok ini, meskipun secara fisik kekhalifahan mereka telah berakhir, tapi masih merupakan ancaman bagi keamanan.”
Diperkirakan masih sekitar 10.000 pejuang ISIS masih berada di Irak dan Suriah.
Mayor Jenderal Ghika mengatakan ISIS kini telah berevolusi dari “menjadi kekuatan yang menguasai tanah, menjadi kekuatan seperti pemberontak”.
Dia mengatakan saat ini ada “upaya yang difokuskan kembali” oleh Pasukan Keamanan Irak untuk sampai ke tempat-tempat di mana IS tampaknya berusaha untuk mendapatkan kembali wilayah.
Ketika ditanya, seperti apa yang yang akan dilakukan ISIS di tahun-tahun mendatang, Mayor Jenderal Ghika mengatakan “karena mereka secara militer, semakin hancur”, maka mereka sudah tidak menarik lagi“.
Sebuah gereja Armenia telah direstorasi kembali di kota Aleppo setelah mengalami kerusakan akibat perang yang berlangsung di dalam wilayah Suriah.
Gereja Kerasulan Armenia dari Bunda Suci Maria itu sedang dibangun kembali guna memperbaiki menara lonceng dan bagian-bagian bangunan lain yang rusak akibat tembakan artileri dari daerah-daerah yang dikuasai militan di Aleppo.
Armenia termasuk banyak beberapa negara lain telah berkontribusi pada rekonstruksi Suriah dengan mendanai proyek-proyek seperti ini, termasuk untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak selama perang.
Armenia juga telah banyak berkontribusi ke Suriah selama beberapa tahun ini, termasuk menempatkan para dokter guna membantu masyarakat Aleppo.
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Inggris akan mempertimbangkan untuk ikut ambil bagian dalam upaya militer pimpinan AS untuk meningkatkan pertahanan Arab Saudi, sementara dia juga menuduh Teheran berada di balik serangan pada dua fasilitas minyak utama Saudi.
Inggris sebelumnya telah menahan diri dari tuduhan menyalahkan atas serangan 14 September di pabrik Aramco Saudi – tanggung jawab yang diklaim oleh pemberontak Houthi Yaman, yang telah terjebak dalam perang dengan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ( UAE) sejak 2015.
AS dan Arab Saudi telah menolak klaim Houthi dan mengatakan Iran yang bertanggung jawab atas serangan itu, tuduhan itu dibantah Teheran.
Jum’at lalu Pentagon mengumumkan bahwa mereka akan mengirim pasukan tambahan dan peralatan pertahanan rudal ke Arab Saudi dan UEA sebagai bagian dari penempatan system “pertahanan”.
Para pejabat Inggris mengatakan jumlah pasukan kemungkinan mencapai ratusan orang. “Jelas, jika kita diminta, baik oleh Saudi atau oleh AS, untuk berperan, maka kita akan mempertimbangkan dengan cara apa kita bisa ,” Johnson mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu kemarin di pesawat yang menuju ke Majelis Umum PBB di New York.
Bulan lalu, Inggris bergabung dengan koalisi maritim pimpinan AS di Selat Hormuz, yang menurut Washington diperlukan untuk melindungi rute pengiriman di chokepoint transportasi minyak strategis itu.
Dia menekankan perlunya tanggapan diplomatik terhadap ketegangan Teluk yang meningkat tetapi dia mengatakan “Inggris mengaitkan tanggung jawab dengan tingkat probabilitas yang sangat tinggi atas serangan itu ke Iran”.
Komentarnya itu dikeluarkan beberapa jam setelah Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan kekuatan Barat untuk “menjauh”, dan mendesak mereka untuk membiarkan keamanan Teluk menjadi tanggung jawab negara-negara regional yang dipimpin oleh Teheran.
Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Saudi melakukan puluhan serangan udara di daerah-daerah yang dikuasai Houthi di Yaman meskipun kelompok Houthi telah menyatakan gencatan senjata sehari sebelumnya.
Brig. Jenderal Yahya Sari, juru bicara Houthi, mengatakan bahwa 39 serangan udara menargetkan beberapa provinsi Yaman dalam waktu 12 jam terakhir. Menurut al-Masirah, serangan udara Saudi menargetkan beberapa posisi di provinsi Sanaa, Hajjah dan ‘Amran.
Artileri koalisi juga menembaki kota al-Hudaydah, di mana gencatan senjata yang disponsori oleh AS sedang dilaksanakan.
Mahdi al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi, mengumumkan inisiatif perdamaian baru pada 20 September lalu, di mana kelompok Yaman akan menghentikan semua serangan rudal dan serangan pesawat Drone ke Arab Saudi.
Dengan melanjutkan serangan udara mereka di Yaman, Arab Saudi dan sekutunya telah secara efektif menolak inisiatif tersebut. Houthi kemungkinan akan segera membalas serangan ini, karena al-Mashat telah memperingatkan koalisi pimpinan Saudi untuk tidak melanggar inisiatif gencatan senjata.
Tentara Arab Suriah (SAA) meningkatkan serangan mereka diProvinsin Latakia akhir pekan lalu, dengan menargetkan beberapa daerah yang dikuasai militan.
Dengan dipimpin oleh Divisi Lapis Baja ke-4, Tentara Arab Suriah melepaskan rentetan besar peluru kendali dan artileri ke arah terowongan dan pangkalan militant di dekat kota Kabani di timur laut Latakia.
Menurut sumber militer diprovinsi Latakia, Angkatan Darat Suriah mengandalkan intelijen militer mereka dan sekutu Rusia mereka untuk mendapatkan koordinat para militan. Pada saat yang sama, unit-unit dari Divisi Lapis Baja ke-4 Tentara Suriah menargetkan posisi militan di wilayah Jabal Turkmen, yang terletak di sepanjang perbatasan Turki-Latakia.
Tentara Suriah dilaporkan menargetkan pergerakan militant di wilayah Jabal Turkmen setelah gerilyawan yang bersekutu dengan Hayat Tahrir Al-Sham dan Partai Islam Turki terlihat memperluas kehadiran mereka di daerah itu.
Koalisi yang dipimpin Saudi pada hari Jumat melancarkan operasi militer di utara kota pelabuhan Hodeidah Yaman terhadap apa yang digambarkannya sebagai “target militer yang sah”, Reuters melaporkan.
Koalisi mengatakan telah menghancurkan empat situs yang dianggap digunakan untuk merakit Kapal tanpa awak dan ranjau laut yang dikendalikan dari jarak jauh, serangan ditujukan untuk membantu melindungi kebebasan navigasi maritim.
“Situs-situs ini digunakan untuk melakukan serangan dan operasi “teroris” yang mengancam jalur pelayaran dan perdagangan internasional di Selat Bab al-Mandab dan Laut Merah selatan,” kata juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Malki dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Houthi Mohammed Abdul-Salam pada hari Kamis memperingatkan bahwa serangan Arab Saudi di Hudaydah adalah “eskalasi serius yang dapat merusak perjanjian Swedia.”
“Koalisi bertanggung jawab atas konsekuensi dari eskalasi ini dan kami akan mengawasi sikap PBB tentang situasi ini dengan cermat,” katanya.
Pada hari Jumat kemarin, presiden Ansarullah (Houthi) dari Dewan Politik Tertinggi Mahdi al-Mashat mengatakan, bahwa para pejuang Yaman menyerukan penghentian serangan drone dan rudal, dengan harapan “gerakan itu akan ditanggapi” oleh Arab Saudi.
Sementara itu, dalam sebuah posting di akun Twitter-nya, Menlu Iran Havaz Zarif menyebut aksi Saudi itu sebagai “aneh”, sementara Saudi menyalahkan Iran atas serangan Drone pada Sabtu lalu di dua fasilitas minyak utama Saudi, tapi mereka membalas denganserangan kekota pelabuhan Yaman, Hudaydah.
“Ini adalah pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata yang ditengahi oleh PBB yang ditandatangani di Stockholm pada bulan Desember 2018.” kata Zarif.
Teheran dengan keras menolak tuduhan keterlibatannya dalam serangan itu, dan menganggap sebagai “kebohongan” dan memperingatkan akan terjadi “perang habis-habisan” jika ada yang melakukan serangan militer terhadap negara itu.
Negara-negara pendukung teroris diSuraih nampaknya belum menyerah. Mereka masih menginginkan para teroris diberi kesempatan untuk hidup di Idlib, sebuah provinsi terakhir yang dikuasai para teroris. Mereka mengusulkan dilakukan gencatan senjata di Idlib, artinya Suriah dan Rusia harus menghentikan serangannya diIdlib.
Mereka berdalih demi alasan kemanusiaan, mereka tidak berfikir dampak kemanusian luar biasa dari 8 tahun serangan teroris yang mereka dukung itu. Rusia dan China akhirnya memveto usulan resolusi itu.
Rusia dan Cina telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di wilayah Idlib diSuriah, benteng terakhir yang dikuasai pemberontak di Suriah barat laut.
Resolusi itu mengatakan, “Semua pihak harus segera menghentikan permusuhan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut dari situasi kemanusiaan dan bencana di Provinsi Idlib, yan diminta dimulai pada tengah hari pada 21 September 2019.”
Rusia memveto seruan itu karena memasukkan pengecualian serangan militer terhadap kelompok-kelompok militant yang masuk daftar hitam PBB.
Itu adalah untuk ke-13 kalinya Rusia memveto resolusi tentang konflik Suriah dan ketujuh oleh China.
Sementar Guinea dan 12 anggota dewan keamanan lainnya memilih mendukung resolusi, yang diusulkan oleh Kuwait, Belgia dan Jerman.
“Sebagai para pemegang prinsip kemanusiaan untuk Suriah di DK pBB, kami ingin meminta semua negara anggota untuk memilih mendukung resolusi kami,” kata tiga pengusul itu beralasan.
“Draf resolusi kami ini adalah murni untuk kemanusiaan,” kata mereka, mencatat bahwa setengah juta orang telah terlantar sejak serangan Idlib dimulai empat bulan lalu.
Rusia dan China telah mengajukan resolusi alternatif bersama, yang menetapkan bahwa gencatan senjata tidak akan berlaku bagi operasi militer terhadap individu, kelompok atau entitas “yang terkait dengan kelompok teroris”.
Juru bicara kementerian luar negeri Irak mengatakan Irak tidak akan bergabung dengan koalisi apa pun untuk melindungi navigasi Teluk pada hari Kamis.
AS saat ini sedang berusaha menarik negara-negara regional timteng untuk bergabung dengan Konstruksi Keamanan Maritim Internasional (sebenarnya koalisi maritim bentukan AS, dipakai nama internasional agar terlihat didukung seluruh dunia), yang mulai dibentuk pada Agustus lalu setelah meningkatnya ketegangan dengan Iran di Teluk Persia.
Juru bicara Kemenlu Irak Ahmed Sahaaf mengatakan bahwa Irak tidak memiliki niat untuk bergabung dengan koalisi dan menolak kemungkinan partisipasi Israel dalam aliansi setelah negara Yahudi itu menyatakan minat untuk bergabung.
“Irak tidak akan menjadi bagian dari koalisi apa pun yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi navigasi Teluk,” kata Sahaaf kepada Rudaw English.
“Irak juga menolak partisipasi Israel dalam koalisi apa pun untuk melindungi navigasi Teluk.” Sahaaf juga mengatakan bahwa perlindungan Teluk Persia adalah “tanggung jawab negara-negara sekitarnya.”
Kamis kemarin , Uni Emirat Arab mengumumkan bahwa akan mereka bergabung dengan aliansi maritim yang saat ini terdiri dari AS, Inggris, Australia, Bahrain, Arab Saudi, dan UEA. Operasinya meliputi Selat Hormuz, Bab al-Mandab, Laut Oman dan Teluk Arab.
Sekitar 88 unit sistem pertahanan udara Patriot yang dikerahkan di Arab Saudi gagal menghalau serangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco, puluhan pesawat Drone dan peluru kendali bisa melewati sistem pertahanan buatan AS itu, kata sumber berpangkat tinggi di Kemenhan Rusia.
Sumber itu menampik alasan yang diberikan oleh Kemenlu AS untuk menjelaskan kegagalan Patriot, hal ini mencatat bahwa sebenarnya sistem pertahanan udara AS itu hanya memiliki efisiensi yang rendah.
“Kemnelu AS mengklaim bahwa sistem pertahanan udara di seluruh dunia menunjukkan hasil kontroversial dalam serangan balik kadang-kadang hanya bisa dianggap serius jika kita berbicara tentang sistem Patriot tunggal, yang mencakup satu objek. Tetapi AS sebenarnya telah mengerahkan jaringan pertahanan udara yang kuat di Arab Saudi, terutama di utara, dengan cakupan radar yang kuat ”, kata sumber itu
.Sumber kemenhan Rusia lebih lanjut mengindikasikan bahwa jika jaringan pertahanan udara gagal untuk menghadang serangan, itu berarti spesifikasi Aegis dan Patriot tidak mencerminkan kinerja mereka yang sebenarnya, karena mereka tampaknya tidak efektif untuk menghadang pesawat Dtone kecil dan peluru kendali.
Sumber itu menambahkan bahwa sistem pertahanan buatan AS ini juga tidak mampu menghadapi penggunaan senjata udara dalam jumlah besar.
Secara terpisah, Menlu Rusia Sergei Lavrov menyerukan penyelidikan yang adil dan menyeluruh terhadap serangan terhadap kilang Aramco milik Saudi itu. Dia memperingatkan bahwa tuduhan tidak berdasar terhadap Iran yang diduga terlibat di dalamnya hanya akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Presiden Iran Rouhani mengatakan kepada kabinetnya, bahwa Arab Saudi harus melihat serangan drone itu sebagai tanda untuk mengakhiri perang yang menghancurkan di Yaman, di mana ia telah memerangi pemberontak Houthi sejak 2015 dan berusaha untuk mengembalikan pemerintah Mansour hadi.
Rouhani mengatakan serangan dari Yaman itu tidak seperti yang dilakukan Saudi , mereka “tidak menyerang rumah sakit, mereka tidak menyerang sekolah atau pasar,” merujuk pada serangan udara koalisi pimpinan Saudi yang dikritik secara luas sering menyasar sasaran sipil.
Puluhan ribu warga Yaman telah tewas dalam perang yang menghancurkan itu, yang oleh PBB digambarkan sebagai situasi kemanusiaan terburuk di dunia.
Rouhani mengatakan Iran tidak ingin konflik di kawasan itu, tetapi koalisi pimpinan Saudi telah yang “mengobarkan perang di wilayah itu dan menghancurkan Yaman”.
Rouhani kemudian mengulangi pernyataannya bahwa kelompok Houthi adalah yang bertanggung jawab atas serangan hari Sabtu itu, dia berkata : “Mereka menyerang sebuah pusat industri , ini untuk memperingatkan Anda. Ambil pelajaran dari peringatan itu.”
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pembicaraan telephon dengan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman menyerukan dilakukan penyelidikan yang tidak bias terhadap pelaku serangan fasilitas minyak Saudi pada 14 September lalu, kata layanan pers presiden Rusia.
“Masalah serangan terhadap kilang minyak Saudi telah dibahas (selama pembicaraan itu). Vladimir Putin menyatakan keprihatinannya sehubungan dengan situasi tersebut dan telah menyerukan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh yang tidak bias atas insiden tersebut”, kata pernyataan itu.
Namun, setelah insiden itu, AS menegaskan bahwa mereka memiliki bukti bahwa Iran berada di balik serangan itu, ini sesuatu yang telah dibantah oleh Iran dengan menyebut tuduhan itu sebagai “tidak dapat diterima dan sepenuhnya tidak berdasar”.
Mengomentari tuduhan itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa negara itu telah siap untuk memberikan tanggapan terhadap serangan itu begitu Riyadh menentukan siapa fihak dibelakang “pelakunya” .
Menurut NBC News mengutip sumber anonim, presiden AS telah ditawari sejumlah opsi untuk menyerang fasilitas minyak Iran sebagai pembalasan atas dugaan serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco, yang dapat akan mencakup serangan militer langsung dan operasi cyber.
Tetapi menurut laporan lain dari Politico, Trump tidak mau terlibat dalam konflik militer asing yang baru, dan akan tetap sejalan dengan janji-janji kampanye pemilunya. Gedung Putih belum mengomentari laporan tersebut.
Setelah serangan dan keluarnya tuduhan AS itu, Rusia telah menyatakan keprihatinan atas perkembangan terakhir di wilayah tersebut. Moskow mendesak para pihak yang terlibat untuk menghindari tindakan gegabah dengan mengambil kesimpulan yang dapat berkontribusi pada destabilisasi situasi di Timur Tengah.
Rusia juga menyarankan Saudi untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya dengan membeli sistem pertahanan udara S-300 atau S-400.
Sekitar 30 menit setelah konferensi pers di Saudi yang menyimpulkan Iran adalah pelaku serangn Drone, pemberontak Houthi mengeluarkan ancaman untuk menyerang kota-kota besar di Uni Emirat Arab (UEA), mitra koalisi utama Saudi dalam agresinya di Yaman.
“Kami mengumumkan … kami telah memiliki lusinan target di UEA, di antaranya Abu Dhabi dan Dubai dan mereka dapat saja ditargetkan kapan saja,” kata Yehia Sarea, seorang juru bicara militer Houthi.
“Jika Anda menginginkan kedamaian dan keamanan bagi fasilitas Anda, dan gedung-gedung dari kaca anda yang tidak dapat menahan serangan drone itu, maka tinggalkan Yaman.”
Dia juga membantah pendapat bahwa pemberontak Houthi tidak bertanggung jawab (bukan pelaku) serangan serangan dari Yaman. “Operasi ini adalah contoh bagaimana militer kita bisa merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan operasi yang jauh masuk kedalam negara-negara agresor,” kata Sarea.
Dia menunjukkan gambar satelit dari fasilitas Saudi yang diserang dan dihancurkan dan mengatakan kerusakan yang terjadi jauh lebih luas daripada yang diklaim oleh fihak Saudi maupun AS.
Drone yang dikerahkan memang mampu terbang 700 km dan “sangat akurat” dalam melancarkan serangan presisi, tambahnya. “Api membakar selama 12 jam dan pagresor (Saudi) tidak bisa mengendalikannya. Kerusakannya jauh lebih besar,” kata juru bicara Houthi ,Sarea.
Pada hari Rabu kemarin , Kemhan Saudi mengadakan konferensi pers untuk menunjukkan kepada wartawan apa yang digambarkannya sebagai rudal jelajah Iran dan Drobe Delta Wing (UAV).
“Investigasi telah menunjukkan bahwa jenis drone ini adalah Delta Wing, dan informasi yang diperoleh oleh kementerian menunjukkan teknologi drone ini adalah dari Iran,” kata juru bicara departemen itu Kolonel Turki al-Maliki.
Berbicara di konferensi itu, pejabat itu mengatakan bahwa serangan terhadap fasilitas minyak Saudi “disponsori oleh Iran.”
“Serangan itu diluncurkan dari utara dan disponsori oleh Iran,” katanya dalam konferensi pers. “Kami sedang bekerja untuk mengetahui titik peluncuran yang tepat,” tambah pejabat itu.
Soal rudal jelajah, jurubicara itu mengatakan bahwa itu adalah rudal serangan darat dengan mesin jet yang terpasang, tetapi gagal meledak.
Selama akhir pecan ini, perusahaan minyak negara Aramco Saudi harus menutup dua fasilitasnya setelah mereka dihantam oleh drone dan kemudian terbakar. Insiden itu menyebabkan pengurangan produksi minyak sebesar 5,7 juta barel per hari, atau sekitar setengah dari produksi minyak harian Arab Saudi.
Penutupan fasilitas minyak telah memicu lonjakan harga minyak di seluruh dunia. Setelah serangan itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tanpa membuang banyak waktu langsung menyalahkan serangan itu terhadap Iran, sementara Iran membantah tuduhan itu.
Dua hari kemudian, Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam pertemuan dengan Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad Al-Khalifa bahwa berdasarkan bukti yang dilihatnya, tampaknya Iran bertanggung jawab atas serangan itu.
Pesawat Drone pengangkut berteknologi siluman China yang baru yang dijuluki “Sharp Sword”, yang akan dirilis pada saat parade Hari Nasional 1 Oktober nanti di Beijing, dan diperkirakan akan mulai beroperasi sebelum akhir tahun ini.
Sumber tanpa nama di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China PLA mengatakan kepada South China Morning Post baru-baru ini bahwa persiapan akhir sedang dilakukan untuk drone “Sharp Sword” yang akan mulai dioperasikan sebelum akhir tahun ini.
“Penggunaan drone untuk pesawat pengangkut dan pesawat tempur sedang menjadi tren di seluruh dunia,” kata seorang sumber dari PLAN. Dan tak terkecuali China.
“Sharp Sword” adalah salah satu dari dua pesawat tak berawak yang dikembangkan dari drone siluman AVIC 601-S yang diuji di lembaga uji coba Shenyang. Drone ini dibangun bersama dengan Aviation Industry Corporation of China (AVIC) dan Shenyang Aerospace University, program ini menghasilkan banyak desain drone, salah satunya adalah Sharp Sword.
Pesawat Drone lainnya adalah yang disebut “Dark Sword” , yang disebut-sebut sebagai pesawat drone generasi keenam pertama di dunia yang dirislis tahun lalu, Sputnik melaporkan.
“China telah mempelajari teknologi ini dari AS dan Prancis,” kata orang dalam PLAN kepada SCMP. AS sedang mengembangkan drone yang sama, yaitu Boeing MQ-25 Stingray, dan Prancis memiliki UAV Dassault nEUROn yang berbasis Drone pengangkut. Drone AS MQ-25 Stingray diharapkan untuk melayani berbagai fungsi bagi Angkatan Laut AS, dari sebagai relay komunikasi hingga pengisian bahan bakar udara.
“Drone Sharp sword China tidak memiliki kemampuan ini,” kata orang dalam angkatan laut China ditanya tentang kemampuan pengisian bahan bakar, “sehingga Drone ini haya akan fokus pada misi pengintaian untuk sistem rudal (China).”
“Untuk mengurangi beratnya, versi pengintaian dari sharp sword tidak akan membawa senjata meskipun memiliki dua tempat bom internal.. “Misi utamanya adalah mengumpulkan data intelijen bagi sistem rudal yang dibawa kapal laut, drone ini akan memungkinkan rudal untuk bisa secara akurat mengenai target yang berjarak 300 km hingga 400 km.”
Divisi Rocket Ankatan bersenjata China PLA memberikan penekanan khusus pada pengembangan rudal anti-kapal jarak jauh yang dapat menjaga agar Angkatan Laut AS berada pada jarak yang aman, sehingga kemampuan Pedang itu akan menempatkan kapal musuh dalam bahaya yang lebih besar.
Kemajuan China dalam pengembangan drone mencerminkan investasi besar di bidang teknologi yang baru. Selain mendominasi pasar dunia untuk pesawat tak berawak baik sipil maupun militer, China juga telah mengembangkan UAV untuk keperluan militer, yang banyak di antaranya mengggunakan teknologi siluman, termasuk Sharp Sword ini.
US is in denial if it thinks that Yemeni victims of 4.5 yrs of the worst war crimes wouldn’t do all to strike back.
Perhaps it’s embarrassed that $100s of blns of its arms didn’t intercept Yemeni fire.
But blaming Iran won’t change that.
Ending the war=only solution for all. pic.twitter.com/w1qUkdfw6M
— Javad Zarif (@JZarif) September 17, 2019
Menlu Iran Javad Zariv dalam sebuah tweetnya menyangkal tuduhan Amerika Serikat yang mencurigai Iran ebagai pelaku serangan terhadap fasilitas minyak Saudi, sementara malah mengesampingkan fakta bahwa Yaman telah bertahun-tahun berperang melawan agresi kerajaan Saudi.
“AS tidak berfikir bahwa para korban perang diYaman yang sudah berlangsung 4,5 tahun itu, yang merupakan korban kejahatan perang terburuk itu, tidak akan melakukan apapun untuk menyerang balik.”
“Mungkin karena itu merupakan hal yang memalukan, bahwa uang $100 milyar yang dihabiskan (Saudi) untuk membeli senjata ternyata tidak mampu mencegat api dari Yaman,” kata Mohammad Javad Zarif.
“Tapi,menyalahkan Iran atas insiden itu tidak akan mengubah fakta.” , “mengakhiri perang adalah solusinya”
Just imagine: The US isn’t upset when its allies mercilessly BOMB babies in Yemen for over 4 years—with its arms and its military assistance.
But it is terribly upset when the victims react the only way they can—against the aggressor’s OIL refineries. #EndYemenWarNow
— Javad Zarif (@JZarif) September 17, 2019
“Bayangkan saja: AS tidak kecewa ketika sekutunya tanpa ampun membombardir anak kecil di Yaman selama lebih dari 4 tahun dengan senjata dan bantuan militernya. Tetapi mereka sangat sedih ketika para korban perang itu bereaksi dengan cara yang mereka bisa , terhadap kilang minyak aggressor itu.” kata Zariv dalam tweetnya yang lain.
In the wake of this weekend’s unprovoked attack on several oil facilities in Saudi Arabia, I promise you: We’re ready. The US is prepared, we’re locked and loaded and we’re ready to defend our interests & our allies in the region. Make no mistake about it. https://t.co/THiXnlfxnz
— Vice President Mike Pence (@VP) September 17, 2019
Agresor siap membela agresor lain
Wakil Presiden AS Mike Pence pada hari Selasa kemarin mengomentari serangan terakhir pada di fasilitas minyak Arab Saudi dengan mengatakan bahwa AS “siap untuk membela kepentingan kami & sekutu di wilayah ini”.
“Setelah serangan tak berujung pekan ini pada beberapa fasilitas minyak di Arab Saudi, saya berjanji kepada Anda: Kami siap. AS siap, senjata kami telah diisi dan dikokang (locked and loaded) ,” kata Pence distatus Twitternya setelah berbicara diyayasan Heritage. .
“Jangan pernah salah tentang hal ini,” tambahnya.
Menurut Senator dari partai Demokrat dan pemimpin minoritas Senat, Pence mengatakan kepada Chuck Schumer (Senator senior) bahwa Menlu AS Mike Pompeo akan berangkat ke Arab Saudi dan para senator akan menerima pengarahan singkat besok atau Kamis tentang situasi ini.
“Setiap tindakan yang signifikan harus mendapatkan persetujuan Kongres,” kata Schumer. “Kekhawatiran saya di sini adalah bahwa mereka (para pejabat AS) akan terlibat dalam perang, sebuah perang yang mereka tidak inginkan. Mereka akan terjerumus dalam kesalahan, karena mereka belum menyiapkan strategi.”
Koalisi militer telah mengumumkan bahwa ‘temuan awal’ telah menunjukkan bahwa serangan Drone pada hari Sabtu terhadap fasilitas Kilang minyak Saudi Aramco adalah menggunakan senjata buatan Iran, dan tidak berasal dari Yaman.
Berbicara pada konferensi pers di Riyadh pada hari Senin, juru bicara koalisi Saudi Kolonel Turki al-Malki mengatakan penyelidikan masih berlangsung, dan bahwa penyelidik saat ini untuk mencari tahu “dari mana” rudal yang digunakan dalam serangan itu ditembakkan.
Menurut petugas itu, drone tidak diluncurkan dari Yaman, seperti yang diklaim oleh Houthi.
“Penyelidikan terus berlanjut dan semua indikasi menunjukkan bahwa senjata yang digunakan dalam kedua serangan itu berasal dari Iran,” kata al-Maliki.
Al-Maliki berjanji bahwa militer akan mempresentasikan hasilnya kepada media setelah selesainya penyelidikan.
Milisi Houthi di Yaman yang melawan koalisi Arab Saudi sebagian besar anggotanya adalah negara-negara Teluk telah memerangi Yaman sejak 2015, mereka mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan Drone hari Sabtu itu, mereka mengatakan menggunakan sepuluh pesawat Drone untuk menyerang fasilitas itu dengan persiapan yang matang, dan memperingatkan bahwa mereka akan melakukan serangan kejutan lebih lanjut sampai Riyadh mengakhiri “agresi dan blokadenya di Yaman.”
Pada hari ini Senin Mohammed al-Bukhaiti, anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi, mengatakan kepada media Iran bahwa upaya (AS dan Saudi) untuk menyalahkan serangan Houthi itu kepada negara lain (Iran) adalah tindakan “pengecut. “
Serangan mendadak pada Sabtu terhadap dua fasilitas Kilang utama Aramco, yang termasuk pabrik pengolahan minyak mentah terbesar di dunia itu telah mendorong harga minyak melonjak tajam pada perdagangan Senin di tengah kekhawatiran atas menurunnya pasokan setelah setengah dari total produksi minyak Riyadh terpengaruh.
Pada hari Minggu kemarin, seorang pejabat Saudi yang yidak mau disebut namanya mengatakan kepada media AS bahwa Riyadh berharap senin hari ini akan segera mengembalikan sepertiga dari produksinya yang berkurang, tetapi dia menambahkan bahwa situasi di kilangnya menunjukkan ‘lebih buruk daripada penilaian awal’.
Putra mahkota Arab Saudi MBS mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump bahwa kerajaan Saudi “bersedia dan mampu” untuk merespon serangan yang diklaim dilakukan oleh pemberontak Houthi diYaman pada fasilitas minyaknya, media pemerintah Saudi SPA melaporkan.
“Kerajaan bersedia dan mampu menghadapi dan menangani agresi teroris ini,” kata Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) kepada Trump lewat pembicaraan telepon pada hari Sabtu, menurut Kantor berita Saudi (SPA).
MBS merujuk pada serangan pesawat tak berawak pada hari sebelumnya pada dua fasilitas minyak Saudi Aramco milik negara, yang memicu kebakaran besar dan disebutnya mengganggu pasokan energi global.
Menurut pernyataan kedutaan Saudi di Washington DC, Trump mengatakan kepada MBS bahwa AS siap bekerja sama dengan kerajaan Saudi untuk melindungi keamanannya setelah adanya serangan drone itu.
Dalam pembicaraan telepon itu, Trump juga mengatakan kepada putra mahkota bahwa serangan itu merugikan AS dan ekonomi global, tulis kata SPA dalam pernyataan berbahasa Arab
Kelompok Houthi telah berperang melawan koalisi pimpinan Saudi danUEA dalam perang yang sedang berlangsung di Yaman sejak 2015, mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan dini hari yang melibatkan 10 drone dan menyebabkan kebakaran di fasilitas minyak di Abqaiq, pemrosesan minyak terbesar di dunia , dan Khurais ladang minyak utama Saudi.
Serangan Drone Houthi terhadap dua fasilitas minyak Saudi itu telah menurunkan pasokan minyak mentah Arab Saudi sekitar 5,7 juta barel per hari atau sekitar 50 persen dari produksinya.
Serangan itu terjadi disaat ketika Arab Saudi sebagai pengekspor minyak mentah terkemuka di dunia itu sedang mempersiapkan penawaran umum perdana saham Aramco ke publik.
Saudi Arabia oil supply was attacked. There is reason to believe that we know the culprit, are locked and loaded depending on verification, but are waiting to hear from the Kingdom as to who they believe was the cause of this attack, and under what terms we would proceed!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) September 15, 2019
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Washington memiliki alasan yang mendasari orang untuk percaya bahwa dia mengetahui dalang di balik serangan drone pada kilang minyak Saudi dan AS siap untuk merespon sambil menunggu konfirmasi dari Riyadh.
“Pasokan minyak Arab Saudi diserang. Ada alasan untuk percaya bahwa kita telah tahu pelakunya, senjata telah “Locked and loaded” dan hanya tergantung pada hasil verifikasi, tetapi kita sedang menunggu investigasi dari Kerajaan Saudi tentang siapa yang mereka yakini sebagai pelaku serangan ini, dan atas dasar itu kita akan bertindak! “ , kata Trump dalam tweetnya hari Minggu kemarin.
Meskipun serangan terhadap dua fasilitas minyak Saudi itu telah diklaim dilakukan oleh pemberontak Houthi, namun Washington segera menunjuk jarinya ke Teheran, Washington mengklaim bahwa serangan itu terlalu akurat dan terlalu dahsyat untuk dituduhkan kepada para pemberontak Houthi.
Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Reuters bahwa intelijen AS percaya serangan itu dilakukan dari arah Irak dan Iran, bukan dari daerah yang dikendalikan oleh Houthi.
Pernyataan Trump dlam tweeternya itu dikeluarkan tak lama setelah dia mengizinkan hijau pelepasan cadangan minyak darurat AS, “jika perlu,” untuk mengimbangi penurunan lima puluh persen produksi minyak Arab Saudi, yang pusat pengolahan minyak terbesarnya Abqaiq lumpuh akibat serangan pada Sabtu pagi .
Riyadh sejauh ini masih belum bisa menyebutkan siapa pelakunya, dan hanya menyebut serangan drone itu sebagai “serangan teroris,” yang bertujuan mengganggu pasokan minyak global.
Iran telah menampik tuduhan AS atas keterlibatannya, dan menyebut klaim AS itu sebagai “kebohongan maksimal”, dan mengatakan pihaknya siap untuk melindungi diri jika terjadi perang.
Iran membantah tuduhan AS bahwa Iran telah melancarkan serangan drone yang berakibat terganggunya setengah dari produksi minyak Arab Saudi.
Sementara itu, seorang komandan Korps Pengawal Revolusi senior Iran telah memperingatkan Washington bahwa Teheran siap untuk perang.
Tuduhan bahwa Iran berada di belakang serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas minyak Saudi adalah “tidak berdasar”, dan itu tuduhan yang salah, juru bicara Kemenlu Iran Seyyed Abbas Mousavi mengatakan pada hari Minggu kemarin.
Dia juga mengatakan para pejabat di Washington telah menuduh Iran untuk memperburuk citra Iran dikancah dunia dalam persiapan untuk melakukan tindakan (serangan) terhadap Teheran diwaktu mendatang.
Amerika menerapkan kebijakan ‘tekanan maksimum’ terhadap Iran, karena kegagalannya dalam upaya ‘kebohongan maksimum’.
Pemberontak Houthi di Yaman telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan 10 pesawat tanpa awak yang menghantam dua kilang minyak Saudi pada hari Sabtu.
Serangan-serangan itu menyebabkan kebakaran besar dan kerusakan lain pada fasilitas2 tersebut, yangdisebut mengurangi separuh dari produksi minyak kerajaan Saudi.
Houthi sebelumnya mengakui telah melancarkan serangan drone dan roket yang serupa terhadap Riyadh, beberapa di antaranya diarahkan ke stasiun kilang minyak Saudi.
Menlu AS Mike Pompeo telah menyalahkan Iran atas serangan itu. Bahkan Senator Lindsey Graham telah menyarankan AS untuk merespons dengan menyerang kilang minyak Teheran.
Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Angkatan Udara, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, memperingatkan bahwa Teheran sepenuhnya siap untuk membalas jika diserang.
“Semua orang harus tahu bahwa semua pangkalan Amerika dan kapal mereka hanya berada pada jarak 2.000 kilometer (dari Iran), artinya mereka berada dalam jangkauan rudal kami.” kata komanda IRGC Iran itu.
Kelompok Houthi mengklaim telah melakukan serangan Drone yang telah menyebabkan kebakaran di dua fasilitas minyak utama Saudi yang dijalankan oleh perusahaan minyak raksasa milik Arab Saudi, Aramco. Serangan ini telah mengganggu produksi dan ekspor minyak Saudi.
Sabtu kemarin, juru bicara kemendagri Saudi mengatakan, api berkobar di fasilitas minyak di Abqaiq , tempat pengolahan minyak terbesar perusahaan Aramco dan Khura, situasi dalam keadaan terkendali.
“Pada pukul 4.00 pagi (01:00 GMT) tim keamanan Aramco mulai menangani kebakaran di dua fasilitasnya di Abqaiq dan Khura sebagai akibat dari …serangan drone,” katanya, tanpa menyebutkan apakah ada korban jiwa.
Masih dihari yang sama, kelompok Houthi mengatakan serangan itu dilakukan dengan 10 buah pesawat Drone, dan mereka berjanji akan memperluas jangkauan serangan mereka terhadap Arab Saudi yang memimpin koalisi militer yang memerangi mereka di Yaman.
“Serangan-serangan Drone ini adalah hak kami dan kami memperingatkan Saudi bahwa target kami akan terus berkembang,” kata juru bicara Houthi Yahya Saree dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di TV milik pemberontak Al Masirah.
“Kami memiliki hak untuk menyerang balik sebagai balasan atas serangan udara yang menarget warga sipil kami selama lima tahun terakhir.”
Koalisi yang dipimpin Saudi mengatakan sedang menyelidiki serangan drone itu dan akan menghadapi ancaman “teroris” terhadap keamanan energi global.
“Investigasi sedang dilakukan untuk memastikan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan serangan-serangan teroris ini,” kata juru bicara koalisi pimpinan Saudi Kolonel Turki al-Malki.
Dia mengatakan aliansi militer yang didukung Barat akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk “melindungi aset nasional, keamanan energi internasional dan memastikan stabilitas ekonomi dunia”.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah memperingatkan akan “konsekuensi” perang nuklir jika negaranya yang bersenjata nuklir (India) pada akhirnya kalah jika terjadi perang konvensional dengan Pakistan.
Dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera pada 14 sept kemarin, Perdana menteri Pakistan membahas kebijakan luar negeri dan domestiknya. Ketika ditanya apakah Pakistan akan menyerang India dengan senjata nuklir jika terjadi konflik skala besar, Khan menampik kemungkinan bahwa negaranya yang akan memulai serangan nuklir.
“Pakistan tidak akan pernah memulai perang, dan sikap saya jelas: Saya seorang yang pasif. Saya anti perang, ”katanya.
Namun, Khan menambahkan bahwa ketika dua negara yang bersenjata nuklir itu mulai “sebuah perang konvensional, maka ada kemungkinan bahwa itu akan berakhir dalam perang nuklir.”
“Jika katakanlah kita sedang berperang secara konvensional, dan kita kalah, dan jika sebuah negara terjebak di antara pilihan apakah Anda menyerah atau Anda terus berjuang sampai mati untuk kebebasan Anda , saya tahu rakyat Pakistan akan berjuang mati-matian untuk kebebasan mereka, ”kata PM Pakistan.
Dalam beberapa pekan terakhir Khan telah berulang kali memperingatkan bahwa kekuatan asing bekerjasama dengan PBB perlu melakukan melakukan intervensi dalam perselisihan antara India dan Pakistan atas sengketa Kashmir.
“Jadi itulah sebabnya kami mendekati PBB, kami mendekati setiap forum internasional, bahwa mereka harus bertindak sekarang karena ini adalah bencana potensial yang akan meluas melampaui subbenua India,” kata Khan.
Sebelumnya, ketika hadir dalami Konvensi Sikh Internasional di kota Lahore Pakistan timur, Khan bersumpah bahwa tidak akan menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu melawan India.
Tapi juru bicaranya kemudian menegaskan bahwa kata-kata Khan itu dikeluarkan di luar konteks, dan sikap Pakistan “tidak ada perubahan” yang tidak mengesampingkan akan melakukan serangan pertama jika ada serangan konvensional yang luar biasa.
India dan Pakistan telah tiga kali terlibat dalam perang konvensional skala besar sejak pertengahan 1940-an, disamping juga pertempuran2 kecil diperbatasan. Mayoritas bentrokan berpusat di sekitar wilayah Kashmir, di mana penembakan lintas batas sering terjadi di sepanjang Garis perbatasan.
Israel harus diizinkan bertindak bebas terhadap Iran, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis dalam kunjungannya ke Sochi , di mana ia bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas koordinasi keamanan di Suriah.
Kedua pemimpin telah bertemu lebih dari selusin kali dalam beberapa tahun terakhir dan militer kedua negara itu telah bekerja untuk menghindari bentrokan tak disengaja di Suriah, di mana Israel menyebut telah melakukan ratusan serangan terhadap target Iran diSuriah guna menghentikan Teheran membangun kekuatan militer permanen di Suriah..
“Koordinasi keamanan antara kami berdua selalu penting, tetapi sekarang menjadi sangat penting, karena dalam sebulan terakhir telah terjadi peningkatan serius dalam upaya Iran untuk menyerang Israel dari Suriah dan Iran menempatkan rudal presisinya diSuriah untuk digunakan melawan kami,” kata Netanyahu diawal pertemuan.
Iran dan milisi Hizbullah diLebanon yang didukung Iran telah membantu Presiden Bashar al-Assad dalam perang Suriah. Rusia, yang juga membantu Assad, sebagian besar menutup mata terhadap serangan udara Israel.
Kantor berita RIA yang dikelola pemerintah Rusia mengatakan, Putin memuji kerja sama militer dan keamanan antara Rusia dan Israel. Menyusul pembicaraan, yang berlangsung selama beberapa jam,
Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia dan Israel sepakat untuk meningkatkan dialog antara militer mereka mengenai Suriah, kantor berita Interfax melaporkan.
Interfax juga mengutip pernyataan Menlu Rusia yang mengatakan bahwa Putin dan Netanyahu sama-sama menggarisbawahi perlunya menjaga integritas dan kedaulatan wilayah Suriah.
Setelah pertemuan sebelumnya dengan Menhan Rusia Sergei Shoigu, Netanyahu menegaskan bahwa, bagi Israel untuk memastikan keamanannya, militernya perlu memiliki “kebebasan bertindak” terhadap keberadaan Iran di Suriah.
Lebih dari 2.000 militan dari berbagai faksi termasuk dari kelompok Hayat Tahrir Al-Sham, telah melarikan diri dari Idlib dan provinsi Hama menuju Turki, Sumber berita Al-Watan yang berbasis di Suriah melaporkan pada hari Kamis.
“Sejak dimulainya serangan Tentara Arab Suriah di Idlib pada 6 Mei, para penyelenggara penyusup lokal dan penjaga perbatasan Turki telah memfasilitasi masuknya 2000 teroris secara ilegal ke Turki,” tulis publikasi itu, mengutip para aktivis di kota perbatasan Khirbat Al-Joz di Idlib barat.
Al-Watan menyebut sebagian besar para militant itu adalah anggota faksi ekstremis seperti Hayat Tahrir Al-Sham, yang diyakini mengendalikan sebagian besar ibikota provinsi Idlib.
“Tujuan akhir dari para teroris ini adalah negara-negara Eropa yang bisa mereka capai lewat Yunani,”
Al-Watan menambahkan bahwa “beberapa dari kelompok radikal ini telah tiba di Yunani, Hal ini mengindikasikan keseriusan ancaman yang belum lama ini dikeluarkan oleh Presiden Turki Racep Tayyeb Erdogan yang akan membuka pintu ke Eropa bagi para pengungsi, seperti yang terjadi pada tahun 2015.”
Seperti yang diinfokan seblumnya, meski Fihak Rusia telah menyatakan gencatan senjata yang resmi diumumkan diselatan provinsi Idlib, Suriah beberapa hari lalu, tapi masih ada upaya saling serang.
Pada hari ke-10 gencatan senjata , terjadi perpecahan dalam kepemimpinan kelompok Hayyat Tahrir Al-Sham (HTS), salah seorang komandan lapangan penting mereka Abu Abd Al-Ashdi telah meninggalkan kelompok militan itu.
Abu Abd Al-Ashdi kemudian merilis pesan video di mana dia menyuarakan kritik dan fakta adanya korupsi dan ketidakmampuan para pemimpin HTS untuk mengatur pertahanan ketika terjadi serangan dari tentara Suriah di utara provinsi Hama.
Dalam pesannya, dia mengatakan bahwa HTS terperosok kejurang korupsi. Dia mencatat bahwa uang jutaan dolar yang dimiliki HTS yang harusnya untuk persenjataan, telah hilang begitu saja.
Pada 11 September, ada sejumlah laporan bahwa komandan militer HTS yang dikenal dengan nama samaran Abu Abdel-Mohsen al-Jazrawi, telah terbunuh bersama pengawalnya di Sarakib.
Belum ada faksi yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan ini.
Beberapa saat kemudian, Al Masdar News, melaporkan bahwa di provinsi Aleppo terjadi bentrokan sengit antara para anggota SSA yang didukung Turki. Beberapa laporan menyatakan akibat baku tembak itu beberapa orang tewas dan terluka.
Menurut Pengamat Militer, pada 11 September, pertikaian berlanjut di front Idlib selatan, dan intensitasnya meningkat secara bertahap. Setelah ditembaki oleh kelompok militan, tentara Suriah dari Korps ke-5 membalas dengan tembakan artileri howitzer dan MLR. Tentara Suriah menyerang posisi militan HTS dan kelompok sekutunya di daerah desa Nakir, Khazarin, Maar-Tahrum, Kafr Nebel (Kafranbel), Kafr- Sajna dan Rakaya.
Hari ini 12 September, di zona Tal abyad , pasukan AS dan Turki melakukan patroli bersama dengan. helikopter diatas zona keamanan ini.
Menurut beberapa analis militer, Rusia memberi waktu 14 hari keapada fihak Turki untuk a memulihkan kembali pertikaian di kalangan militan pro-Turki.
Didalam kelompok HTS terjadi aksi saling menghancurkan dan bentrokan antar kelompok untuk memperebutkan daerah kekuasaan.
Jika pasukan Turki gagal memulihkan perdamaian di jajaran proksi mereka dalam waktu yang ditentukan itu , maka tentara Suriah SAA akan melanjutkan operasinya.
Wakil Menlu Rusia Sergey Ryabkov, Senin lalu memperingatkan tentang kemungkinan perang nuklir.
“Ada risiko perang nuklir. Ada dinamika negatif sangat terlihat terutama pada tahun lalu,” kata Ryabkov saat berbicara pada konferensi pers di Moskow.
Ryabkov mennyarankan negara-negara berkekuatan nuklir untuk mengembangkan saluran pencegahan atas kemungkinan terjadinya insiden, sebagai salah satu langkah yang mungkin dilakukan dengan tujuan menurunkan risiko perang nuklir.
Dia juga meminta negara-negara berkekuatan nuklir untuk mengkonfirmasi kembali bahwa perang nuklir tidak dapat diterima, dengan menggunakan “formula klasik” bahwa “tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir”.
Bulan lalu, AS secara resmi menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) setelah perang diplomasi selama sebulan antara Moskow dan Washington.
Perjanjian itu ditandatangani pada tahun 1987 oleh pemimpin Soviet saat itu Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan, guna mengurangi kemungkinan perang nuklir di Eropa.
Di bawah perjanjian itu, kedua belah pihak sepakat untuk menghancurkan seluruh kelas rudal , baik rudal jarak menengah maupun pendek dalam rentang empat tahun.
Para pengamat internasional khawatir akan muncul perlombaan senjata baru tanpa adanya perjanjian penting seperti itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa jika terpilih kembali sebagai PM, ia akan mencaplok lembah Yordan, sebuah area di Tepi Barat Sungai Yordan yang diduduki dijadikan permukiman Israel.
Berbicara pada konferensi pers di Ramat Gan pada hari Selasa, pemimpin Israel itu berjanji untuk “meluaskan kedaulatan Israel” mencakup Lembah Jordan, yang dia gambarkan daerah itu sebagai “perbatasan timur kami, tembok pertahanan kami.”
Pencaplokan Lembah Yordan akan menjadi langkah pertama Netanyahu jika minggu depan dia terpilih kembali sebagai perdana menteri, dia menqmbahkan klaim-klaim atas tanah yang lain akan dikeluarkan setelah dikeluarkannya rencana perdamaian Israel-Palestina oleh Presiden AS Donald Trump.
Netanyahu menyebut rencana perdamaian itu sebagai “peluang bersejarah” untuk menegosiasikan masa depan kawasan itu dengan Trump.
Meskipun dia tidak membahas masalah ini secara langsung, beberapa pengamat menganggap pernyataan Netanyahu itu sebagai bukti bahwa pencaplokan tersebut telah dikoordinasikan dengan Trump.
Janji pencaplokan lembah Yordan ini oleh Netanyahu dijadikan isu untuk mendongkrak suara bagi pemilu yang kan menentukan perdana menteri selanjutnya. “Siapa yang akan bernegosiasi dengan Trump, siapa yang akan mewajibkan dia di pihak kita?” Tanyanya, “aku atau Lapid dan Gantz?” Merujuk pada pemimpin oposisi Yair Lapid dan Benny Gantz.
Ketika ditanya tentang pernyataan Netanyahu itu, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Reuters bahwa “tidak ada perubahan dalam kebijakan AS saat ini,” Dia menambahkan bahwa Washington “akan merilis proposal Perdamaian Israel-Palestina setelah pemilu Israel dan bekerja untuk menentukan jalan terbaik ke depan untuk membawa keamanan, peluang, dan stabilitas yang telah lama diimpikani dikawasan ini. “
Pada hari Selasa kemarin , Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia telah meminta Penasihat Keamanan Nasional John Bolton untuk meninggalkan jabatannya karena sering selisih faham antara Bolton dengan para pejabat pemerintahan lainnya.
Akan tetapi Bolton mengatakan bahwa dialah yang memutuskan untuk mengundurkan diri , dan atas kemauannya sendiri.
Sementara itu hari ini Rabu, Menlu Iran Mohammed Javad Zarif mengkritik Washington atas sanksi baru terhadap Teheran, dia menyatakan bahwa sikap AS sebagai negara yang “haus akan perang” , harusnya memudar seiring dengan mundurnya John Bolton, yang dikenal sebagai “hawkish” atau “Warmonger” (penghasut perang) yang selalu menyarankan kebijakan garis keras terhadap Iran.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani juga merilis pernyataan serupa, yang menyerukan AS untuk menghentikan “agresi”nya terhadap negara itu.
“Amerika harus memahami bahwa berpegang teguh pada serorang penghasut perang adalah tidak baik, mereka harus meninggalkan para penghasut perang serta penghasut kebijakan tekanan maksimum”, katanya dalam situs resmi Presiden Rouhani,
Iran secara diam-diam telah mengembangkan senjata nuklir, tetapi telah menghancurkan situs rahasianya itu setelah Israel berhasil menemukannya, kata PM Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin.
Iran dengan cepat membantah tuduhan pemimpin Israel itu.
Teheran telah mengembangkan senjata atom di sebuah fasilitas di Abadeh, selatan kota Isfahan di Iran, kata Netanyahu.
Itu adalah pertama kalinya PM Israel mengungkap situs itu setelah tahun lalu secara terbuka menuduh Iran berusaha membuat bom nuklir, ketika mengutip setumpuk dokumen Iran yang diduga dicuri oleh agen-agen Israel dari gudang Iran.
“Di situs ini, Iran melakukan percobaan untuk mengembangkan senjata nuklir,” kata Netanyahu, dia menambahkan setelah intelijen Israel mengetahuinya, “mereka kemudian menghancurkan situs itu. Mereka telah memusnahkannya”.
Netanyahu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang dugaan percobaan, atau kapan percobaan itu dilakukan.
Dalam komentar yang ditujukan kepada pejabat Iran itu, dia menambahkan: “Israel tahu apa yang Anda lakukan, Israel tahu kapan Anda melakukannya, dan Israel tahu di mana Anda melakukannya.“
Korea Utara telah meluncurkan dua rudal tak dikenal dari wilayah barat menuju Laut Timur pada hari Selasa, kantor berita Yonhap melaporkan, mengutip militer Korea Selatan.
Menurut laporan media, mengutip Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS), rudal tidak dikenal itu diluncurkan ke arah timur dari daerah pedalaman di Provinsi Pyongan Selatan.
“Militer kami memantau situasi jika ada peluncuran lanjutan dan mempertahankan ssikap siaga”, kata JCS dalam rilis yang dikutip oleh Yonhap.
Peluncuran itu terjadi hanya beberapa jam setelah Pyongyang menawarkan untuk melanjutkan pembicaraan denuklirisasi dengan Washington.
Korea Utara telah dikenai sejumlah sanksi oleh PBB selama 10 tahun terakhir karena uji coba rudal balistik dan nuklirnya.
Sanksi tersebut bertujuan mengurangi kemampuan negara untuk mengembangkan program nuklir dan misilnya dan termasuk resolusi DKn PBB yang melarang pengiriman produk minyak mentah termasuk transfer dari kapal ke kapal.
Setelah terpilih menjadiPresiden AS, Donald Trump telah meningkatkan upayanya untuk membuat Korea Utara menghentikan program nuklirnya.
Bulan llau , Trump mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji bahwa ia akan berhenti meluncurkan rudal dan menyatakan keinginannya untuk berdialog, jika AS dan Korea Selatan menghentikan latihan militernya.
Rudal Iran terbaru, Mobin telah dipajang di pameran pertahanan MAKS 2019 di Rusia pada bulan Agustuslalu.
Rudal jelajah itu memiliki jangkauan 450 kilometer (280 mil), kecepatan 900 kilometer (560 mil) per jam, dan ketinggian maksimum 45.000 kaki. Rudal ini mampu membawa hulu ledak hingga 120 kilogram (265 pon) dan memiliki “penampang radar yang kecil dan kemampuan menghindari radar yang tinggi,” menurut Kantor Berita Fars Iran.
Pada bulan Februari lalu, Iran meluncurkan rudal jelajah jarak jauh “Hoveizeh”. “rudal Hoveizeh memiliki jangkauan lebih dari 1.350 kilometer (840 mil) dan sangat bagus untuk menargetkan sasaran darat,” kata Menhan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami.
“Rudal jelajah darat Hoveizeh telah pernah diuji coba dengan ditembakkan dalam jangkauan 1.200 kilometer (745 mil) dan berhasil mencapai sasaran yang ditentukan,” kata Hatami.
“Salah satu fitur penting dari sebuah rudal adalah harus memiliki reaksi yang cepat, ketinggian penerbangan rendah, presisi yang tinggi dalam bernavigasi dan daya penghancuran tinggi ,” kata Hatami.
Wakil Menhan Iran Brigadir Jenderal Qassem Taqizadeh, juga mengklaim pekan lalu bahwa rudal jelajah Iran itu lebih akurat daripada rudal Amerika (Tomahawk). Taqizadeh mengatakan rudal jelajah Iran “memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari rudal buatan AS,” katanya seperti ditulis Fars News.
“Kami telah memproduksi rudal balistik dan jelajah yang sebanding dengan radius ancaman yang kami hadapi, yaitu hingga 1.800 kilometer, dan rudal jelajah yang diproduksi oleh Iran lebih akurat daripada rudal buatan AS,” kata Taqizadeh.
Rudal jelajah berbasis darat Tomahawk Block IV Angkatan Laut AS berbobot 3.300 pound, memiliki kecepatan 550 mil per jam dan jangkauan 1.000 mil. Rucal AS ini dipandu oleh GPS atau navigasi inersia, Tomahawk dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir, hulu ledak konvensional hingga berbobot 1.000 pon atau beberapa submunisi. Selama penerbangan rudal ini dapat menerima perubahan perintah untuk menuju target lain.
Tomahawk telah pernah digunakan dalam penyerangan. “kami dan militer sekutu kami telah menggunakan senjata presisi yang sangat akurat dan berkemampuan GPS ini lebih dari 2.300 kali dalam pertempuran, dan mengujinya sebanyak 550 kali, ” kata situs web produsen Raytheon.
Tomahawks AS pernah digunakan menyerang sasaran di Suriah pada 2017. Meskipun tidak semua rudal Tomahawks mencapai sasaran mereka, senjata itu telah terbukti sangat berguna sebagai proyeksi senjata jangka panjang AS yang tanpa risiko seperti halnya pesawat berawak atau pasukan darat.
AS berencana akan menarik 5.400 tentaranya dari Afghanistan dalam waktu 135 hari setelah menandatangani perjanjian dengan Taliban, utusan khusus AS mengatakan kepada para pemimpin Afghanistan pada hari Senin. (sebuah kesepakatan yang dilakukan tanpa melibatkan pemerintah Afghanistan)
Penarikan itu akan menjadi awal dari apa yang diharapkan sebagai bagian dari penarikan bertahap total 14.000 pasukan AS yang kemungkinan dapat mengakhiri perang paling lama yang dilakukan AS itu.
Utusan AS Zalmay Khalilzad, yang telah memimpin hampir satu tahun perundingan dengan Taliban, mengatakan kepada saluran berita Afghanistan di Kabul bahwa “secara prinsip” AS telah mencapai kesepakatan dengan pemberontak Afghanistan itu, tetapi dia memperingatkan bahwa keputusan akhir ada ditangan Presiden Trump.
“Pada prinsipnya, di atas kertas, kami telah mencapai kesepakatan bahwa hal itu telah dilakukan,” kata Khalilzad kepada saluran Afghanistan, ToloNews. “Tapi itu belum final sampai presiden AS menyetujuinya.”
Khalilzad belum memaparkan rincian soal itu, tetapi para pejabat Barat sebelumnya menyatakan bahwa batas waktu penarikan penuh pasukan Amerika mungkin akan berlangsung 16 bulan, jika Taliban memenuhi persyaratan tertentu.
Kesepakatan dengan Taliban itu, jika resmi diumumkan, akan menjadi awal dari berakhirnya keberadaan pasukan AS diAfganistan selama hampir dua puluh tahun ini (18 tahun), yang dimulai dengan serangan gedung kembar 11 September 2001.
Perang itu telah menelan puluhan ribu korban jiwa warga Afghanistan dan lebih dari 3.500 tentara Amerika dan koalisinya.
Donald Trump telah mengepung Venezuela secara militer dan AS erus menekan Nicolas Maduro untuk mundur sebagai presiden negara Amerika Latin yang dilanda krisis itu.
Pasukan AS telah dikerahkan di Guyana, yang terletak di sebelah timur Venezuela. Sementara disebeleh selatan ada sekutu AS lain Brazil dan Kolombia disebelah barat,
Maduro makin berada di bawah tekanan dan seperempat warganya menderita kemiskinan yang mengerikan (karena sanksi dari binatang yg berbicara, AS).
Dengan meningkatnya pengaruh China dan Rusia di Guyana, Trump berharap penempatan angkatan udara AS akan memperkuat hubungan antara kedua negara.
Pengerahan pasukan ini akan bermanfaat bagi penduduk Guyana karena AS berupaya membangun pusat komunitas dan tempat perlindungan wanita, Kata Mayor Jenderal Andrew Croft . Dia mengatakan: “Guyana akan menjadi pemain yang lebih besar di wilayah ini, baik secara ekonomi maupun politik di masa depan, jadi penting bagi kita untuk berhubungan erat dengan mereka.
“Apa yang kami lakukan adalah kehadiran militer secara fisik yang akan bertahan lama disana di samping juga kemitraan yang kami bangun.” General Croft mengutip fasilitas medis dan sekolah yang dibangun pada tahun 1997 yang masih digunakan sampai sekarang untuk membenarkan klaimnya.
Trump baru-baru ini menerapkan sanksi besar pada Venezuela, dalam upaya untuk menjungkalkan Maduro dari perannya sebagai Presiden.
Pada Januari 2019, pemimpin oposisi Juan Guaido memproklamirkan urunya sendiri sebagai presiden, dan menggambarkan pemilihan kembali Maduro sebagai “tidak sah”. Ia didukung oleh AS, Kanada dan sebagian negara Amerika Latin dan negara Eropa. Namun, negara-negara seperti China, Rusia, Turki dan Suriah masih berpihak pada Maduro, yang menggambarkan peran Guaido sebagai “boneka AS”.
Kolombia yang didukung AS juga mengerahkan operasi militer di dekat perbatasannya dengan Venezuela. Ini tidak diterima dengan baik oleh pemerintah Maduro, dan menteri komunikasi Jorge Rodriguez menyebut Kolombia sebagai “negara gagal”.
“السعودية تستطيع تدمير #ايران في٨ ساعات”
طبعا هذا مقطع من عامان
أي قبل طائرات ال ف١٥ اس اي وقبل شراء وتطوير منظومات الدفاع الجوي والقوات البحرية والبرية والجوية بصواريخ متطورة ومتقدمة.
وما خفي اعظم..
لا توجد اي قوة في العالم تستطيع ان تقف في وجه وحدتنا وعزمنا ونهضتنا والحمدلله.. pic.twitter.com/dn2WZx3OTB— عبدالله بن سلطان بن ناصر آل سعود (@ASNA_20) September 4, 2019
Seorang pangeran Saudi mengatakan dalam posting Twitternya Kamis kemarin, bahwa militer Arab Saudi dapat menghancurkan Iran dalam delapan jam jika mereka mau.
Dalam tweetnya Pangeran Abdullah bin Sultan bin Nasser Al-Saud memasang video yang menunjukkan beberapa pesawat tempur F-15 Saudi yang diperbandingkan dengan jet tempur Iran F-4.
Dalam tweetnya itu sang pangeran menulis , “Arab Saudi dapat menghancurkan Iran hanya dalam 8 jam”,
Dia kemudian menambahkan, “Kekuatan yang kita sembunyikan lebih besar lagi. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang dapat melawan kesatuan kita, tekad kita, kebangkitan kita, dan kita berterima kasih kepada Tuhan. ”
Pangeran Saudi itu mengutip pernyataan seorang analis tentang kemampuan militer Arab Saudi. Menurut seorang analis yang diwawancarai di Channel 24 “Iran tidak memiliki jet tempur yang dapat mencapai Arab Saudi,”
Analis itu menambahkan angkatan udara Iran sudah ketinggalan zaman dan lemah, di menyoroti hal-hal seperti pesawat tempur Iran yang sudah tua dan jumlahnya terbatas seperti jet tempur MiG-29 era Soviet.
Aduh… mas bro Pangeran…, Khan menurut Quran musuh Islam itu zionis Israel , kenapa negara muslim lain malah dijadikan musuh ? dan musuh Islam malah dijadikan sekutu? Bukankah harusnya Arab Saudi bergabung dengan Iran melawan Israel ?
Sesulit itukah para petinggi Saudi memahami hal yang sangat jelas tertulis dalam Quran itu? Panduan apakah yang mereka pakai ? (aazadmin)
Jaringan terowongan bawah tanah terbesar dan paling rumit di pedesaan Hama utara baru saja ditemukan oleh Tentara Suriah setelah mereka berhasil merebut kembali kubu utama pemberontak di daerah itu.
Kota bawah tanah yang terletak di bawah kota al-Lataminah itu digunakan oleh militan untuk bersembunyi dan menghindari sasaran pasukan pemerintah.
Rekaman 30 menit yang diterbitkan oleh ANNA NEWS itu menunjukkan jaringan terowongan yang dilengkapi dengan hampir semua fasilitas termasuk persediaan makanan, obat-obatan dan peralatan akomodasi.
Sebagian besar jaringan terowongan telah hancur karena pemboman udara yang dilakukan oleh angkatan udara Suriah dan Rusia.
Pada awal Mei 2019, Tentara Suriah dibantu oleh angkatan udara Rusia memulai serangan skala penuh untuk mengambil alih markas pemberontak al-Lataminah di Hama utara.
Rabu kemarin Iran menyatakan akan terus menjauhi kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan mulai mengembangkan sistem sentrifugal untuk mempercepat pengayaan uraniumnya, tetapi masih memberi kesempatan 2 bulan lagi kepada Eropa untuk mencoba menyelamatkan pakta nuklir multilateral yang melibatkan Iran itu.
Secara terpisah, AS menolak untuk melonggarkan sanksi ekonomi terhadap Iran, dan malah memberlakukan sanksi baru yang dirancang untuk menghentikan penjualan minyak Iran, tetapi tidak mengesampingkan rencana Prancis untuk memberi Teheran pinjaman $15miliar.
Langkah-langkah itu membuat Iran, AS, dan negara-negara besar Eropa masihpunya kesempatan terbuka bagi diplomasi untuk mencoba menyelesaikan perselisihan mengenai program nuklir Iran.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Pres. Iran Rouhani mengatakan Iran mulai Jumat besok akan mulai mengembangkan system sentrifugal untuk mempercepat pengayaan uranium, yang dapat menghasilkan bahan bakar untuk pembangkit listrik atau untuk bom atom, sebagai langkah berikutnya dalam mengurangi komitmen nuklirnya.
“Mulai Jumat 6/9 besok, kami akan melakukan penelitian dan pengembangan berbagai jenis sentrifugal dan sentrifugal baru dan juga apa pun yang diperlukan untuk memperkaya uranium dengan cara yang lebih cepat,” kata Rouhani. “Semua batasan pada Penelitian dan Pengembangan kami akan dicabut pada hari Jumat.”
“Tidak mungkin kita akan mencapai hasil dengan Eropa hari ini atau besok …dan Eropa masih punya waktu dua bulan lagi untuk memenuhi komitmennya,” kata Rouhani, menurut TV pemerintah.
Tetapi Rouhani juga mengatakan langkah-langkah baru Iran akan dilakukan untuk tujuan “damai, di bawah pengawasan pengawas nuklir AS dan dapat dihentikan ” jika kekuatan Eropa menepati janji mereka.
Pemerintah AS telah menawarkan hadiah hingga $15 juta untuk informasi yang membantu “mengganggu” operasi keuangan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC), selain juga akan mengeluarkan putaran sanksi baru pada Teheran.
Janji hadiah itu diumumkan pada hari Rabu sebagai bagian dari apa yang mereka sebut “program Hadiah untuk Keadilan”, yang dijalankan oleh Deplu AS , yang menawarkan insentif keuangan bagi yang bisa memberikan informasi tentang dugaan “kegiatan teroris” yang menargetkan AS yang dilakukan oleh pasukan elit Iran IRGC, yang pada april lalu telah dicap oleh Washington sebagai organisasi teroris.
Deplu AS sedang mencari informasi tentang perusahaan dan individu yang diduga membantu IRGC untuk “menghindari sanksi AS dan internasional” serta mereka yang “berbisnis” dengan unit militer Iran itu.
Selain itu Washington juga telah mengeluarkan paket sanksi baru terhadap apa yang mereka sebut jaringan “minyak untuk teror” , yang diduga dijalankan oleh IRGC.
Sanksi itu secara luas menargetkan 16 perusahaan dan sembilan orang, yang diduga terlibat dalam pengiriman minyak Iran ke Suriah. Enam kapal tanker minyak yang terkait dengan kegiatan semacam itu juga akan dimasukkan dalam daftar.
Serangkaian sanksi yang baru dan tawaran hadiah itu dipuji oleh para pejabat tinggi AS, mereka memberi tepukan tangan pada diri mereka sendiri karena mengambil langkah-langkah yang mereka tuduhkan itu.
Washington akan terus mengenakan sanksi baru kepada Iran agar tetap memberi “tekanan maksimum,” kata perwakilan khusus AS untuk Iran Brian Hook, dia menambahkan bahwa “kami tidak ingin memberikan pengecualian atau keringanan apapun.”
Presiden AS Donald Trump telah mengesampingkan prasyarat yang diajukan Iran untuk melakukan dialog antara kedua negara, termasuk syarat untuk mencabut semua sanksi AS.
Tapi pada saat yang sama, presiden AS tidak mengesampingkan kemungkinan pembicaraan dengan presiden Iran Hassan Rouhani, pada pertemuan Majelis Umum PBB pada bulan September nanti.
“Tentu saja, apa pun mungkin terjadi. Mereka ingin dapat menyelesaikan masalah mereka. Dan kami bisa menyelesaikannya dalam 24 jam”, katanya.
Trump juga menyatakan bahwa AS sedang bekerja sama dengan Iran secara langsung, dan berterima kasih kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron atas upaya mediasinya yang ia lakukan menjelang pertemuan puncak G7 baru-baru ini.
Presiden AS itu juga menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai kesepakatan baru dengan Teheran dan tidak mengejar perubahan rezim di sana.
Pernyataan presiden AS tersebut dikeluarkan ketika Depkeu AS mengumumkan serangkaian sanksi baru yang menargetkan perusahaan, kapal, dan orang-orang yang diduga terlibat dalam skema Iran untuk terus menjual minyak meskipun ada sanksi AS.
Depkeu AS juga menawarkan hadiah $15 juta untuk informasi yang akan membantu lebih lanjut guna mengganggu ekspor minyak mentah Iran.
Sebelumnya, pada hari yang sama, Iran berjanji untuk mengeluarkan langkah-langkah baru yang bertujuan mengurangi komitmennya terhadap perjanjian nuklir 2015, karena Uni Eropa sejauh ini telah gagal untuk menyelesaikan masalah penurunan keuntungan minyak Iran karena sanksi AS.
Pada saat yang sama, Iran dilaporkan telah menolak tawaran pinjaman $15M dari Eropa, meskipun Wakil Menlu Iran Abbas Araqchi pada awalnya berpendapat bahwa jumlah tersebut dapat merangsang Iran untuk mematuhi kesepakatan nuklir 2015.
Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengesampingkan kemungkinan dilakukan perundingan bilateral dengan AS, tapi meski begitu dia mencatat bahwa perundingan dapat dilakukan dengan kondisi sebagai berikut:
“Jika AS lebih dulu mau mencabut semua sanksi mereka seperti sebelumnya, baru kemudian bisa dilakukan dialog dalam kelompok P5 +1”, katanya.
Sampai hari ini, jawaban Teheran untuk permintaan dilakukan doalig dengan Washington akan selalu “tidak”:
“Belum ada keputusan yang pernah diambil untuk mengadakan pembicaraan dengan AS dan ada banyak tawaran untuk pembicaraan tetapi jawaban kami akan selalu negatif /tidak”, kata Rouhani.
Bulan lalu, mitranya presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia terbuka untuk bertemu dengan Rouhani dalam situasi yang tepat untuk membahas kebuntuan perjanjian (JCPOA), yang juga disebut sebagai perjanjian nuklir Iran.
Ternyata tentara Israel tidak segagah berani seperti ketika menyeret warga Palestina , atau menembaki warga Palestina yang tidak bersenjata. Setelah salah satu kendaraan lapis bajanya dihancurkan oleh milisi Hezbollah dengan ATGM, tentara lainnya malah meninggalkan begitu saja kendaraan militernya dan juga markasnya.
Sejumlah besar bala bantuan dari Tentara Arab Suriah (SAA) sedang dikirim ke bagian barat Aleppo minggu ini di tengah laporan serangan baru di front ini.
Menurut sumber militer di Suriah utara, tentara Suriah sedang bersiap untuk meluncurkan operasi baru untuk menghalau kelompok Hayat Tahrir Al-Sham dari pinggiran barat kota Aleppo.
Meski telah merebut kembali Aleppo timur sejak akhir 2016, tentara Suriah masih belum sepenuhnya mengendalikan kota itu, karena para militan masih mempertahankan keberadaannya di daerah Al-Zahraa dan area Riset Ilmiah.
Selama beberapa hari terakhir, para militant telah mengintensifkan serangan mereka di Aleppo barat, ini mendorong tentara Suriah untuk meningkatkan level siaga mereka di sekitar kota.
Hay’at Tahrir Al-Sham dianggap sebagai kelompok jihadis terkuat di daerah itu, karena kemenangan pertempuran mereka melawan pemberontak yang didukung Turki, termasuk Harakat Nouriddeen Al-Zinki, memberi mereka kendali atas pedesaan barat Aleppo.
Tentara Suriah telah berulang kali meminta agar militant menarik diri dari bagian barat Aleppo; Namun, seruan itu mendapat perlawanan dari kelompok HTS dan para loyalisnya.
Sekelompok militan di Idlib selatan merekam diri mereka sendiri ketika mereka berada diparit perlindungan saat diserang oleh Tentara Arab Suriah (SAA).
Smartphone milik salah satu militan yang digunakan untuk merekam itu kemudian disita oleh Tentara Suriah setelah mereka merebut wilayah itu.
Koalisi pimpinan Saudi telah melakukan serangan udara besar-besaran di Yaman barat daya yang menurut sumber resmi Palang Merah telah menewaskan lebih dari 100 orang dalam satu lokasi.
Lokasi itu adalah sebuah pusat penjara yang dikelola Houthi di provinsi Dhamar Yaman. Situs bangunan penjara itu hancur total dan meninggalkan korban bergelimpangan.
Dikutip oleh Reuters pada hari Minggu, sumber Palang Merah yang terkait dengan misi kemanusiaan kelompok itu mengatakan bahwa setelah mengevaluasi korban yang dikeluarkan dari lokasi pemboman serta yang dibawa ke rumah sakit terdekat, “memperkirakan, bahwa lebih dari 100 telah terbunuh”.
Menurut pernyataan sebelumnya dari seorang pejabat di kementerian kesehatan Houthi, pusat penjara itu menahan 170 narapidana pada saat kejadian dan tim penyelamat telah menemukan 60 mayat.
Koalisi yang dipimpin Saudi mengklaim bahwa kompleks penjara itu menampung senjata-senjata militer, khususnya pesawat tak berawak dan rudal, dan untuk alasan inilah operasi pemboman dilakukan.
Laporan tambahan menyatakan bahwa serangan koalisi yang dipimpin Saudi ini melibatkan enam bom yang menghantam tiga bangunan di dalam kompleks penjara yang lebih besar termasuk yang khusus menampung tahanan.
Pemboman brutal di Yaman selatan oleh koalisi yang dipimpin Saudi ini terjadi di tengah kemunduran koalisi yang cukup besar. karena Ironisnya proksi darat Saudi bukan lagi melawan Houthi , tetapi malah melawan sekutu lamanya yang sekarang berubah menjadi lawan, yaitu Dewan Transisi Selatan (STC) yang didukung UEA.
Dalam wawancara dengan pembawa acara “syndicated radio” , Menlu AS Mike Pompeo berjanji bahwa Israel pasti akan mendapat bantuan diplomatik, hukum, dan militer dalam setiap perang dengan Iran, berapapun lamanya perang itu berlangsung.
Pertanyaan : Mantan Dubes AS untuk Israel menyebut “Pasokan amunisi (dari AS) akan diperlukan, dan Israel akan memerlukan perlindungan “kubah besi” baik secara diplomatik dan hukum di DK PBB dan Pengadilan Kriminal Internasional jika perang (melawan Iran) meletus.” Akankah Israel mendapatkan perlindungan diplomatik dan legal ?
Pompeo : Kami sudah sangat jelas tentang beberapa hal yang baru saja Anda sebutkan itu.
Pertama, sehubungan dengan Republik Islam Iran, kami merubah kebijakan AS di sana. Pemerintahan sebelumnya (Obama) telah menjamin Iran memiliki senjata nuklir, memungkinkan mereka untuk memicu teror, dan memungkinkan sistem rudal mereka untuk mengamuk.
Presiden Trump telah mengarahkan bahwa kita telah melakukan sebaliknya, guna menghalangi mereka (Iran) menguunakan sumber daya mereka untuk menciptakan risiko tidak hanya bagi AS dan warga negaranya, tetapi juga bagi Israel.
Dan kami sudah berhasil dengan itu. Dan kami juga sangat mendukung setiap kali Israel dipaksa untuk mengambil tindakan untuk membela diri, AS telah membuat sikap sangat jelas bahwa negara itu tidak hanya memiliki hak tetapi kewajiban untuk melindungi rakyatnya sendiri.
Dan kami selalu mendukung upaya mereka untuk melakukan itu. Jadi soal kepastian bahwa Israel diperlakukan secara adil di PBB, Israel tentu saja dapat mengandalkan AS.
Pertanyaan: apakah AS akan memberikan dukungan militer (kepada Israel)?
Pompeo : Kami masih terus-menerus membicarakan tentang hal itu, guna memastikan bahwa kami secara kolektif memiliki kemampuan sistem pertahanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka (Israel). Saya sangat yakin presiden (Trump) yang telah memindahkan kedubes AS (keYerusalem) dan yang memproklamirkan hak Israel di Dataran Tinggi Golan, tentu akan melakukan semua yang diperlukan untuk memastikan bahwa mitra hebat kami Israel akan dilindungi.
Sore kemarin 1/9, para pejuang Hizbullah telah menghancurkan sebuah kendaraan militer Israel dengan sebuah rudal anti-tank berpemandu (ATGM) di dekat pos militer Avivim diatas danau Galilea (Tiberias).
Hizbullah mengatakan bahwa beberapa tentara Israel terbunuh atau terluka dalam serangan ATGM. Namun, ini belum dapat dikonfirmasi.
Sebagai tanggapan , militer Israel menembakkan puluhan kali tembakan artileri diLebanon selatan.
“Rudal anti-tank yang ditembakkan dari Lebanon itu mengenai kendaraan militer IDF di Israel utara. Kami membalas tembakan ke sumber serangan di Lebanon selatan, ”kata militer Israel di Twitternya.
Sehari sebelumnya, Sekjenl Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah untuk membalas serangan Drone di Beirut dan serangan udara Israel di Damaskus. Situasi di sepanjang garis pemisahan antara Libanon dan Israel kemungkinan akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa jam mendatang.
Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh telah menulis surat kepada Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Khamenei, dalam suratnya dia bersumpah untuk terus mengikuti Front Perlawanan (terhadap Israel) yang dipimpin Iran, sampai tercapainya kemenangan akhir.
Dalam surat itu, Ismail Haniyeh menyatakan penghargaannya kepada Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Khamenei atas dukungannya selama ini bagi pasukan Perlawanan Palestina dan menyokong mereka dalam melawan musuh Israel.
Haniyeh menekankan bahwa kesiapan Iran untuk mempersenjatai pasukan Perlawanan akan secara signifikan mempengaruhi perang melawan Zionis.
Pejabat senior Hamas itu selanjutnya berterima kasih kepada Pemimpin Iran karena menyambut hangat delegasi Hamas ketika baru2 ini berunjung ke Iran.
Surat itu diakhiri dengan harapan untuk merealisasikan semua tujuan Ayatullah Khamenei tentang pembebasan Palestina dan kemenangan rakyat Palestina atas musuh-musuh mereka.
Militer AS dilaporkan membom sekelompok militan di dekat kota Idlib di Suriah utara, aktivis setempat melaporkan sore ini. Ini adalah serangan kedua dari koalisi AS dalam tahun ini.
Menurut laporan, AS menembakkan rudal jelajah ke pangkalan milik kelompok Hurras Al-Deen di dekat pinggiran timur laut kota Idlib.
Laporan itu mengatakan bahwa puluhan militant yang kebanyakan dari mereka adalah orang asing terbunuh dalam serangan militer AS di markas Hurras Al-Deen di dekat kota Idlib itu.
Operasi AS yang dilakukan pada siang hari ini menyerang sebuah pertemuan besar gerilyawan Al-Qaeda, yang dihadiri para komandan maupun anggota militan. Ini adalah pertemuan kelompok bersenjata yang berbasis Ansar al-Tauhid (yang sebelumnya berafiliasi dengan ISIS) dan Hayat Tahrir al-Sham.
“Ada banyak korban dan kerusakan di desa-desa (di Idlib) yang terkena dampak serangan Amerika itu,” kata pernyataan itu.
Pada tanggal 31 Agustus , pasukan Suriah secara sepihak mengumumkan gencatan senjata di seluruh zona de-eskalasi di Idlib, dalam sebuah langkah yang diprakarsai oleh Rusia dan Turki. Semua pihak dalam konflik telah diberitahu tentang langkah ini.
Pernyataan itu menekankan bahwa dalam 24 jam terakhir, pasukan Suriah telah memastikan kewajiban mereka, dan bahwa penerbangan pesawat-pesawat tempur Rusia dan Suriah di daerah itu telah sepenuhnya dihentikan.
Pentagon mengkonfirmasi bahwa koalisis AS telah melakukan serangan udara terhadap para pemimpin kelompok militan yang terkait dengan al-Qaeda di provinsi Idlib, Suriah.
Tanggapan Rusia
Kemenhan Rusia menyebut serangan AS ini jelas bermasalah, mengingat bahwa AS berkewajiban untuk memberi tahu Rusia jika melakukan operasi udara diSuriah melalui saluran de-eskalasi yang dibentuk antara kedua negara. AS juga wajib memberi tahu Turki jika menggunakan wilayah udara Turki untuk melakukan serangan. .
AS sangat jarang melakukan serangan terhadap kelompok-kelompok teroris di Suriah barat laut, jadi ini merupakan salah satu operasi aneh dari militer AS. Terakhir mereka menyerang militan pada akhir Juni 2019 dan yang sebelumnya terjadi lebih dari dua tahun lalu,
Media Libanon melaporkan serangan Israel telah menyebabkan kebakaran dimarkas UNIFIL (markas penjaga perdamaian PBB), tidak ada yang terluka , tapi tentara tetap dalam siaga tinggi untuk mengantisipasi pembalasan dari kelompok Hezbollah.
Pasukan Pertahanan Israel mengirim artileri dan peralatan berat lainnya ke perbatasan Libanon pada hari Sabtu, untuk memperkuat pasukannya di sana karena situasi tetap siaga tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan serangan dari Hezbullah.
Belum ada komentar dari IDF sementara ini, tetapi berita TV Israel menunjukkan konvoi kendaraan yang mengangkut howitzer yang bergerak menuju perbatasan.
Israel sangat waspada dan khawatir akan serangan balasan dari Hizbullah atau proksi Iran lainnya setelah serangan udara Israel terhadap target-target yang terkait Iran di Suriah, dan serangan pesawat tak berawak ke markas besar Hizbullah di selatan Beirut, yang dituduh dilakukan oleh Israel.
Respon Hezbollah Atas Serangan Drone israel
Sekjend Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Sabtu 1/9 bahwa sebuah sikap telah diputuskan untuk merespon serangan pesawat tak berawak Israel baru-baru ini di markasnya di Beirut .
Ini adalah soal “Penerapan aturan …soal logika perlindungan negara,” katanya. dalam pidato yang disiarkan televisi, dia menambahkan bahwa Israel “harus membayar ” atas serangan itu.
Komentarnya itu disampaikan dalam pidatonya di hadapan para pendukung pada Sabtu malam, satu minggu setelah sebuah pesawat tak berawak Israel jatuh di atap kantor media Hizbullah di Beirut selatan, sementara yang lain meledak dan jatuh di dekatnya.
Kelompok yang didukung Iran itu mengatakan, kedua pesawat Drone Israel itu dipersenjatai dengan bahan peledak dan sedang melakukan misi serangan.
Nasrallah mengancam bahwa respon terhadap insiden pekan lalu itu akan akan dilakukan dari Libanon dan dapat saja dilakaukan di sepanjang perbatasan, termasuk Shebaa Farms, tempat serangan balasan oleh Hizbullah pada 2015 setelah beberapa anggota senior kelompok itu tewas dalam serangan udara yang terkaitkan dengan Israel. Dua tentara Israel tewas dalam serangan balasan itu dan tujuh lainnya terluka.
Menlu Israel Yisrael Katz mengatakan bahwa Israel dapat menyerang area di Iran di mana pun, termasuk yang jauh di dalam wilayahnya sendiri.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Maariv, Katz mengatakan bahwa Israel akan menyerang Iran kapan pun diperlukan, tidak peduli dimanapun lokasi serangan itu, kantor berita Shehab melaporkan kemarin.
“Situasinya adalah “perang di antara perang” dan kami adalah satu-satunya negara yang bekerja untuk melawan Iran,” kata Katz, dia menambahkan: “Kami secara terbuka mengakui bertanggung jawab atas serangan di Suriah, untuk menunjukkan kepada Iran bahwa dia tidak memiliki kekebalan di mana pun.”
Dia menekankan bahwa “tindakan Israel (diSuriah) dimaksudkan untuk memotong kepala ular itu.”
Sementara itu, Menteri Perlindungan Lingkungan Israel Ze’ev Elkin mengatakan kepada Channel 13 news: “Kami bertanggung jawab atas serangan di Suriah dan mengatakan bahwa Iran seharusnya merasa tidak aman di mana pun.”
Dia menambahkan: “Iran bekerja siang dan malam di seluruh Timur Tengah untuk membangun sebuah kekaisaran dengan tujuan untuk menghancurkan Israel.”
Elkin juga mengatakan bahwa: “Kami tidak akan bisa menerima … Saya tidak akan menerima bahwa Iran bisa merasa aman di mana saja. Iran adalah negara di kawasan yang mengadopsi rencana untuk menghancurkan Israel. “
Pada hari Kamis, PM Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel melakukan serangan di Irak dan Suriah untuk merusak rencana Iran, dia mengklaim bahwa Iran sedang membangun pangkalan di Irak, Yaman, Suriah dan Libanon untuk menargetkan Israel.