Para menteri pertahanan dari semua negara anggota NATO bertemu di Brussels pada 7 Juni lalu dan memutuskan untuk mengambil semua langkah yang diperlukan selama dua tahun ke depan untuk dapat memobilisasikan total 90 kesatuan angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara dalam waktu singkat dan kapan saja.
Untuk tujuan ini, dua markas baru akan dibangun, dengan salah satunya berlokasi di Norfolk, Virginia. Menurut Departemen Pertahanan AS, pusat komando Norfolk akan mengatur pengerahan cepat unit tempur yang mampu bergerak sepanjang Atlantik, sehingga “seluruh spektrum misi transatlantik” bisa sukses dilaksanakan.
“Kembalinya kekuatan besar dan kebangkitan Rusia menuntut NATO untuk memusatkan perhatian di Atlantik guna memastikan pertahanan yang handal dan kredibel,” kata juru bicara Pentagon Johnny Michael pada awal Mei.
Komando NATO yang baru akan menjadi “garda depan keamanan transatlantik.” Pusat komando Joint Support Enabling Command (JSEC) yang kedua akan dibangun di Ulm, Jerman, menyusul proposal yang telah dibuat oleh Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen.
“Ini akan menjadi komando NATO baru yang bertugas mengoordinasikan semua gerakan pasukan militer di dalam wilayah Aliansi jika terjadi krisis,” kata von der Leyen pada pertemuan menteri pertahanan NATO di Brussels.
Pembangunan pusat komando baru harus didasarkan pada Komando Operasi Multinasional yang beroperasi di Ulm. Pusat Komandu khusus ini sudah melaksanakan tugas NATO, PBB, dan UE dan, menurut fihak militer Jerman (Bundeswehr), telah memulai persiapan untuk digunakan sebagai pusat komando bersama JSEC.
JSEC harus mencapai tingkat kesiapan operasional penuh pada tahun 2021. Sebelaum tahun 2020 90 unit dari ketiga cabang militer (angkatan darat, laut,udara) harus ditingkatkan sehingga dalam keadaan darurat mereka dapat dikerahkan dalam 30 hari.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan bahwa 30 batalyon tentara (30.000 pasukan) akan disiapkan untuk tujuan ini. Selain itu, 30 skuadron pesawat, dan 30 kapal perang besar serta kapal selam harus dapat dimobilisasi dalam kurang dari 30 hari.
Di masa mendatang unit-unit ini akan memperkuat Pasukan reaksi cepat NATO Response Force (NRF) yang sudah ada. Hingga kini NRF telah berkekuatan 20.000 pasukan reaksi cepat dan satu pasukan lagi yang terdiri dari 20 batalyon cadangan.
Selain itu Stoltenberg juga mengumumkan peningkatan jumlah personil diposisi staf perencanaan dan manajemen multinasional NATO dari level yang ada sebelumnya yaitu 1.200 menjadi 8.000.
Militer Jerman tidak merahasiakan fakta bahwa pengerahan persenjataan besar-besaran ini ditujukan untuk mempersiapkan perang besar. “Ini pada dasarnya adalah persiapan untuk intervensi,” kata von der Leyen. Adalah suatu keharusan “untuk menjaga pasukan dalam kesiapan operasional tinggi, sehingga mereka dapat dikerahkan dengan cepat.”
Menurut sebuah laporan dari komando militer, “Jika terjadi serangan terhadap sekutu, Pusat Komando akan bertanggung jawab atas pasukan dan transportasi material di Eropa dan mengoordinasikan perlindungan mereka. Memastikan mereka sudah bergerak ke area operasional dengan baik, perencanaan dapat dipusatkan dan tugas perlindungan bisa diselaraskan.
“Area intervensi bisa meluas sesuai tanggung jawab SACEUR (Pemimpin Tertinggi NATO di Eropa), mulai dari Greenland sampai Afrika, Eropa dan perairan dipesisirnya.”
Persiapan perang secara khusus diarahkan untuk menghadapi kekuatan nuklir Rusia . Hanya beberapa hari sebelum pertemuan para menteri pertahanan NATO, Komisi Eropa mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan 6,5 miliar euro untuk membangun jalan-jalan baru di Eropa pada tahun 2027 untuk memungkinkan pengangkut pasukan dan kendaraan militer untuk mencapai negara-negara Baltik dalam waktu singkat. Saat ini jembatan dan jaringan rel yang ada tidak dirancang untuk kendaraan berat.
Persiapan perang di Eropa Timur sudah berjalan lancar dimana Jerman memainkan peran kunci. Dimana saat Ini sudah menjadi pusat peningkatan kehadiran NATO di Lithuania, dengan 4.000 tentara di perbatasan timur NATO. Selain itu, Bundeswehr (tentara jerman) akan mengambil alih kepemimpinan “NATO Spearhead” VJTF (Satuan Tugas bersama Siaga Sangat Tinggi) pada 2019 dan 2023.
Sejak Mei telah ada pengiriman besar pasukan NATO melalui Jerman ke Eropa Timur, yang akan berlanjut hingga akhir Juni. Sebagai bagian dari operasi “Atlantic Resolve III,” 3.500 tentara AS dan sekitar 1.400 kendaraan, ditambah unit perbekalan akan dikirim ke Polandia dan negara-negara Baltik. Selain itu, latihan besar-besaran sudah dimulai dengan melibatkan partisipasi pasukan Jerman.
Latihan NATO “Saber Strike” saat ini sedang berlangsung di Lithuania, dengan Bundeswehr (pasukan Jerman) memimpin penguatan kekuatan disisi timur. Menurut Angkatan Darat AS, sekitar 18.000 tentara dari 19 negara mengambil bagian dalam latihan ini. Antara lain, operasi yang dilaksanakan meliputi simulasi penyerangan terhadap kantung Kaliningrad Rusia melalui celah Suwalki antara Lituania dan Polandia. Bundeswehr berpartisipasi dalam latihan NATO tahun ini dengan sekitar 12.000 pasukan, ini adalah tiga kali lipat dari keterlibatan pasukan Jerman disbanding latihan tahun lalu.
Dalam kondisi konflik yang berkembang diantara kekuatan NATO sendiri, Kementerian Pertahanan Jerman melihat bahwa serangan NATO terhadap Rusia adalah sarana untuk meningkatkan kekuatan militernya sendiri. Kepemimpinan VJTF harus “selalu berkembang dan memodernisasi unit2 khususnya , agar bisa menjadi yang terbaik,” kata von der Leyen. Ini akan menjadi agenda penting untuk KTT NATO mendatang pada bulan Juli.
rusia negara yang paling terbesar di dunia itu gak mempan ya dikeroyok negara kecil NATO yang jumlah negaranya banyak itu?
AS bukan negara kecil, sementara Jerman Inggris dan Perancis semua berkekuatan nuklir.
apakah ini persiapan2 menuju malhamah,?
Yap, tahap 2.
Mohon penjelasan terkait terpilihnya Donald Trump sebagai POTUS, apakah ini skenario Zionis juga? Issuenya ada peran Rusia juga disitu
Kemenangan Trump benar2 diluar skenario globalis , George Soros sangat kecewa dengan kekalahan hillary clinton.
Rusia, dan saya kira semua analis dunia juga tahu bahwa jika Hillary clinton yang terpilih maka perang nuklir akan terjadi lebih cepat (dia adalah dalang berdarah dingin pembunuhan Qadafi). Dia juga sering mengatakan akan adanya pemusnahan massal umat manusia, dia juga yg mengatakan perang Suriah akan menggiring ke perang nuklir.
Walaupun senjata Rusia jauh diatas AS, tapi Putin adalah orang yang sangat bijak, Rusia tidak mau diseret keperang nuklir. Rusia melihat Trump lebih bisa diajak dialog daripada Hillary. Beberapa info menyatakan campur tangan Rusia dalam pemilu AS itu memang ada, tapi sebatas membantu kampanye Trump di Medsos. Sebuah campur tangan yang bertujuan baik.